Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (5)

Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (5)
Ilustrasi. Foto: Dok JPNN

Tapi bangunan sekolah anak-anak Panti Asuhan Rizki Khairunnisa itu bukanlah sebuah gedung dengan banyak ruang kelas. Melainkan sebuah masjid. 'TPA Rizki Khairunnisa', begitu yang tertera di sana.

"Sekolah itu maksudnya ngaji. Pulangnya pukul 10.00 WIB," kata Siti Nurhasanah, pengasuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Permate menjelaskan.

Anak-anak merasa, sekolah itu mengaji. Bukannya duduk di kelas dan belajar membaca-tulis. Ataupun berhitung. Makanya, ketika sampai di LKSA Permate, anak-anak yang seharusnya sudah duduk di bangku SD itu belum bisa apa-apa.

"Saya tanya sudah kelas berapa, mereka jawabnya iqra berapa. Mereka mengira mengaji itu sekolah," terang Suharmanto, Kepala LKSA Permate.

Suharmanto mengambil keputusan untuk menyekolahkan anak-anak tersebut. Ia memiliki sebuah Yayasan Pendidikan Islam Terpadu. Ia memasukkan tujuh dari sebelas anak titipan itu ke SD yang bernama Insan Harapan tersebut. Mereka - As, Ar, Ha, Ma, Ok, Fa, Da duduk di kelas satu. 

Namun, sejatinya, mereka belum terdaftar sebagai murid. Sebab, mereka masuk di akhir tahun ajaran. Pendidikan yang mereka terima sekarang, boleh dibilang, pemanasan dan pengalihan dari apa yang sudah mereka alami sebelumnya. 

"Supaya mereka mengenal juga baca tulis dan berhitung. Sebab, usia mereka sudah besar-besar," tuturnya lagi.

Sementara itu, empat anak lainnya belum bersekolah. Sebab masih di bawah umur. Tugas mereka hanya bermain-main saja. Keempatnya, Ab, Ya, Sh, dan Ra. 

BATAM - Panti Asuhan Rizki Khairunnisa berada di Jalan Bawal Nomor 6 RT 04/RW 01, Batuampar, Batam. Semua anak asuh yang berjumlah 25 orang tinggal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News