Kisah Anak Muda Indonesia Bertahan di Australia Sebagai Pekerja Gandum

Tantan mengaku ia banyak berhubungan dengan pekerja lainnya mulai dari supir hingga petani.

Pekerja lainnya, Caecillia, bergabung dengan Tantan di sana, setelah sebelumnya juga bekerja di perkebunan kemiri.
Kedua pekerja ini baru saling mengetahui bahwa mereka tamatan perguruan tinggi yang sama di Indonesia dan sama-sama memiliki latar belakang perhotelan.
Mereka sama-sama memilih sektor pertanian Australia dan segala macam pekerjaan yang ada di dalamnya.
"Sektor ini sangat baru bagi saya," ujar Ceacillia yang baru berusia 22 tahun.
"Awalnya saya masih gugup. Tapi sekarang sudah sangat menyenangkan. Saya bisa bekerja sekitar 10 hingga 13 jam per hari," katanya.
"Pengalaman ini sangat menarik bagi saya. Saya dengar bahwa Croppa Creek adalah salah satu kota segitiga emas, semua orang bilang Croppa Creek itu cantik," kata Ceacillia.
Penutupan perbatasan internasional menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian Australia tahun ini
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Panen Raya 2025, Serapan Gabah Naik 2.000 Persen
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dukung Program Prabowo, APROPI Berkomitmen Turunkan Harga Pestisida untuk Petani