Kisah Asmara Bomber Cirebon dengan Sri Maliha
Kenal Lewat SMS Nyasar, Lima Bulan Diajak Nikah
Kamis, 21 April 2011 – 08:08 WIB

Kisah Asmara Bomber Cirebon dengan Sri Maliha
Suasana hati Maliha, nampaknya bisa cukup tenang dan tegar meski baru saja ditinggal suaminya. Saat para pamong desa Panjalin Kidul menyambangi kediaman Maliha selasa pagi (19/4), wajah Maliha masih bisa tersenyum tanpa meneteskan air mata sedikitpun di depan para tamunya ini.
Bahkan, Maliha juga sempat menyatakan jika dirinya tidak terlalu menyesali dan berlarut dalam kesedihan atas meninggalnya Syarif dengan cara seperti ini. "Perasaan saya sedih, tapi yang sudah terjadi ya sudah lah. Hikmah kejadian ini saya serahkan kepada Allah. Yang penting saya bisa menatap lagi hari-hari ke depan bersama buah hati dalam kandungan saya," ungkap Maliha seperti yang dikutip Radar dari pembicaraan keluarga Maliha dan aparat desa setempat.
Kedatangan wartawan Radar bersama kepala desa dan aparaturnya ke rumah mertua Syarif pagi itu sempat ditolak oleh Fahrudin (kakak ipar Maliha) serta diminta menunggu di luar pagar rumah. Namun, dengan sedikit negosiasi akhirnya diizinkan masuk, tapi hanya di depan pintu ruang tamu dengan kondisi dibiarkan terbuka, sehingga pembicaraan di ruang tamu bisa sedikit terdengar.
Usai menyambangi rumah mertua Syarif, kepala desa setempat Dudung Abdulah Yasin mengatakan, pada intinya masyarakat desa juga telah kembali membuka ruang kepada keluarga Maliha untuk bersosialisasi lagi dengan masyarakat lain.
Sri Maliha, isteri Mochammad Syarif pelaku pengeboman di Masjid Mapolres Cirebon Kota nampak tenang meski suaminya telah dinyatakan resmi sebagai
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu