Kisah Asmara Liem Swie King dan Eva Arnaz Hanya Ada Di Sini...
Pesona Bintang
Skorsing untuk sang juara dunia jadi buah bibir. Topik perbincangan hangat. Maklum, masa itu dia bintangnya. Apalagi, King sedang pegang rekor 33 bulan tak sekalipun terkalahkan.
Sang bintang tak meredup. Dari bintang lapangan, dia jadi bintang film.
Tawaran pertama datang dari Ratno Timur. Ia diajak bermain di film Kau dan Aku Sayang. Hanya saja itu baru sebatas omong-omong saja.
Tak lama dia ditawari lagi main di film Sakura dalam Pelukan. Kontrak pun diteken dengan produser Diwandida Film.
"Secara tidak sadar, aku ingin mencoba bermain film seperti halnya idolaku, Rudy Hartono," akunya. Rudy pernah bermain film Matinya Seorang Bidadari bersama Poppy Dharsono pada 1971.
Nah, untuk beradu akting dengan Eva Arnaz di film itu, King dibayar Rp15 juta. Honor itu besar sekali untuk ukuran waktu itu. "Sebagai perbandingan, Roy Marten dan Yenny Rachman diberi honor Rp6 juta," tulis Adhi Ksp.
Dua bintang film yang namanya disebut Adhi adalah bintang film kesohor ketika itu.
King sendiri rupanya tak begitu mengerti kenapa dirinya mendapat bayaran sebesar itu. "Mungkin juga supaya aku mau bermain di film ini," guraunya.
DI masa keemasannya, Liem Swie King diskors PBSI selama tiga bulan, Oktober hingga Desember 1979. King pun terjun ke dunia akting. Beradu peran dengan
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono