Kisah Bertemunya Mantan Teroris dan Para Korban

Di situ hadir pula Sofyan Tsauri, mantan polisi yang bergabung dengan kelompok teroris Al Qaeda dan memimpin kamp pelatihan untuk anggota-anggota baru.
Dia telah menjalani deradikalisasi, dan sekarang giat bekerja menghentikan orang lain bergabung dengan kelompok militan. Hal itu, katanya, membuat mantan rekan-rekannya marah.
"Mereka meneror saya, mereka menyebut saya pengkhianat, tapi saya tidak peduli," katanya.
"Kita harus memperhatikan penderitaan para korban," ujar Sofyan.
"Kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas setiap tetes darah yang tumpah," tambahnya.
Tak semua orang siap memaafkan
Para mantan terpidana teroris dan korban sama-sama menempuh perjalanan sulit dan panjang untuk bisa berada dalam ruangan di hotel tersebut.
Salah satu korban lainnya, Toni Sumarno, hingga kini masih mengalami luka permanen termasuk luka bakar serius di tangannya, akibat pemboman di Hotel Marriott Jakarta tahun 2003.
Namun dia tidaklah menaruh dendam terhadap pelaku.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya