Kisah Bintara yang Sukses "Taklukkan" Dua Jenderal di Sudan Selatan

Kisah Bintara yang Sukses "Taklukkan" Dua Jenderal di Sudan Selatan
MEWAKILI INDONESIA: Anra Nosa saat mengawasi kamp pengungsi di Juba, Sudan Selatan. FOTO: DOKUMENTASI ANRA NOSA FOR JAWA POS

Tugas lain ialah memberi para pengungsi itu akses ke lembaga lain. Misalnya, UNICEF, WHO, WFP, UNESCO, World Vision, dan Concern World Wide.

Anra merupakan bagian dari 76 polisi asal Indonesia yang diberangkatkan ke berbagai misi kemanusiaan PBB. Mulai pangkat brigadir satu (briptu) hingga ajun komisaris besar polisi (AKBP).

Sebanyak 76 personel itu merupakan saringan dari 560 anggota Polri yang mendaftar. Untuk yang berangkat ke Sudan Selatan, ada 15 polisi. 

Mereka lolos dari serangkaian tes yang dilakukan United Nations Selection and Assessment Team (UNSAAT). ”Proses seleksinya panjang, 1 tahun 9 bulan. Tesnya mulai dari bahasa Inggris, mengemudi, hingga menembak,” terang Anra. 

Anra mengaku, proses seleksi itu merupakan tantangan terbesarnya. Dia sempat deg-degan dan sedikit trauma. Sebab, Anra pernah dua kali gagal dalam tes masuk Akademi Polisi (Akpol). 

”Sempat merasa rendah diri. Sebab, yang ikut tes kan banyak perwiranya,” kenang peraih skor TOEFL 500 itu.

Anra juga sempat ragu mengikuti tes karena ketika itu dirinya hendak mempersunting Marisa Titany yang kini menjadi istrinya. Bahkan, ketika akhirnya lolos dan berangkat ke Sudan, Marisa tengah hamil. 

Anra baru sempat cuti untuk melihat buah hatinya itu pada Maret lalu. Anak lelaki pertama tersebut dia namai Titan El Juba. Nama belakang itu diambil dari ibu kota Sudan Selatan, tempatnya menjalankan misi perdamaian PBB selama ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News