Kisah Bunda Neni, Menang meski 'Dikeroyok' Sembilan Parpol
Ketika itu Neni merasa pengabdiannya belum maksimal. Sebab, dia sebatas menyampaikan usul dan tak jarang usul tersebut tidak mendapatkan respons dari anggota DPRD saat itu.
”Dari situ hati saya tersentuh melihat banyak warga tinggal di rumah tidak layak huni, kondisi kesehatan yang jelek, anak yang usia sekolah tapi tidak sekolah. Itulah yang mendorong saya meninggalkan praktik saya yang lagi maju-majunya untuk sepenuhnya berada di Kota Bontang,” katanya.
Kini, setelah kekuasaan tertinggi di pemerintahan Bontang sudah di tangan, Neni memilih segera menginventarisasi secara detail permasalahan yang membelit Bontang. Baik infrastruktur, pendidikan, maupun kesehatan.
”Pengalaman dua periode menjadi wakil rakyat di Bontang sudah mematangkan dan menumbuhkan kepekaan saya terhadap berbagai kesulitan rakyat. Aspirasi mereka harus saya perjuangkan,” ujarnya. (*/JPG/c10/ttg)
WALI KOTA dan wakil wali kota incumbent yang semula berpisah jalan memilih bersekutu lagi. Jumlah kandidat yang semula lima menyusut tajam menjadi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408