Kisah Cinta Mengharukan Seorang Babinsa dan Istrinya di Pelosok Papua
Berbagi Harta, Ilmu, Tenaga...Hidupnya

jpnn.com - ROSALINDA namanya. Dia lahir di Jogjakarta dan tumbuh besar di Jakarta. Kehidupannya berubah drastis setelah suaminya, Sertu Yuarso mendapatkan surat perintah menjadi bintara pembina desa (babinsa) di pelosok kampung, di wilayah Mumugu, Asmat, Papua, tahun 2014.
Fathan Sinaga, Jawa Pos National Network
Sebenarnya Yuarso pernah menanyakan kepada istrinya, bagaimana jika ia tetap tinggal di Jakarta, sementara Yuarso di Papua. Rosalinda tak rela. Dia lebih memilih mendampingi suaminya berdinas di desa Mamugu itu.
"Dia suami saya. Dan tugas istri harus berada di samping suami, apapun kondisinya," ujarnya dalam sebuah obrolan santai dengan JPNN, di rumahnya, Jumat (29/4).
Yang terberat bagi Rosalinda saat itu, ialah membawa putrinya yang masih berumur satu tahun ke Papua. Mengingat kondisi tubuh sang buah hati belum begitu kuat untuk menghadapi kerasnya Bumi Cendrawasih. Namun ia tetap membulatkan tekad. "Bismillah saja mas. Allah tidak buta," singkat dia tegar.
Mereka bertiga pun akhirnya pindah tepatnya di bulan Februari 2014.
Butuh waktu setengah hari untuk sampai di kediaman mereka. Dari Jakarta, Anda harus menggunakan pesawat selama enam jam ke Timika, Papua. Setelah itu, dari Timika menggunakan pesawat caravan selama satu jam untuk tiba ke Kenyam, Nduga. Setelahnya menggunakan mobil sekitar dua jam ke Batas Batu, Nduga. Nah, untuk sampai ke rumah mereka, Anda harus naik speed boat melintasi Sungai Mumugu sekitar satu jam.
Rumah Rosalinda berada di pinggir sungai. Pondasinya terbuat dari kayu dan dinding bangunan berlapis papan. Saat tiba di rumah ini, JPNN bersama rombongan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo langsung disambut hangat oleh Rosalinda.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu