Kisah Cinta Mengharukan Seorang Babinsa dan Istrinya di Pelosok Papua
Berbagi Harta, Ilmu, Tenaga...Hidupnya

Selain mendidik, Rosa juga sangat memperhatikan kesehatan penduduk setempat. Setiap tiga bulan sekali Rosa ke Agat, Kabupaten Asmat, untuk membeli kebutuhan obat. Dia menyisikan gaji suaminya sebesar Rp 500 ribu khusus membeli obat kebutuhan sehari-hari penduduk setempat. Namun, yang paling mahal justru transportasi ke Agat. Rosa harus merogoh kocek Rp 3 juta untuk pulang-pergi.
"Hampir dua tahun saya lewati. Beruntungnya, Pak Jenderal Gatot memberikan kami speed boat untuk beli kebutuhan di Agat. Bulan Maret kemarin baru ada boatnya," ucapnya.
Sementara itu, sang suami, Yuarso sembari menjaga keamanan di kampung itu turut mengajarkan anak-anak kecil belajar. Dia jugalah yang akhirnya mengajukan dan memaksa dinas setempat untuk memberi tenaga pengajar di kampung tersebut.
"Alhamdulillah sekarang sudah ada lima guru. Mereka juga saya minta untuk berdomisili di sini," tutur Yuarso sedang menggondong putrinya yang kini berumur tiga tahun.
Yuarso berharap, agar pemerintah setempat memperhatikan warga yang berada di pelosok. "Tidak perlu yang mewah-mewah, cukup obat-obatan untuk masyarakat," tutup Yuarso. (mg4/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu