Kisah dari Condet, Migrasi Keturunan Arab dan Inspirasi Perlawanan Jawara

Kisah dari Condet, Migrasi Keturunan Arab dan Inspirasi Perlawanan Jawara
Ujung Jalan Raya Condet dari arah perempatan Cililitan. Foto: Dean Pahrevi/JPNN.com

Bagi Ali, warga keturunan Arab sama dengan pendatang dari daerah lainnya yang hidup dan bermukim di Condet.

Kendati demikian, Ali mengakui keberadaan warga keturunan Arab menambah ciri khas dan warna tersendiri bagi kawasan Condet.

Keberagaman suku di Condet yang hidup damai selama puluhan tahun itu menjadi bukti Bhinneka Tunggal Ika.

Hasan bin Usman, warga Condet yang juga cicit dari Habib Muchsin bin Ahmad Alatas, setuju dengan pernyataan Endi maupun Nur Ali.

Menurut Hasan, kakek buyutnya merupakan ulama pertama asal Timur Tengah yang datang ke Condet untuk menyebarkan Islam.

Hasan menilai sebutan 'Kampung Arab' untuk Condet merupakan bentuk kesalahan penafsiran. "Sedikit sebenarnya warga keturunan Arabnya," ujar Hasan.

Sebutan Kampung Arab di Condet, kata Hasan, hanya didasari toko minyak wangi yang menjamur di wilayah tersebut. Faktanya, tak semua toko minyak wangi itu milik warga keturunan Arab.

"Keturunan Arab di Condet ini kalau saya lihat cuma sekitar 15-20 persen, sisanya ada (pendatang) dari Jawa Barat, Kuningan," ujar Hasan.

Banyak warga keturunan Arab di Condet, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun, nama Condet tetap bertahan dan tak serta-merta menjadi Kampung Arab.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News