Kisah Di Balik Kebangkitan Perinus Sorong

Kisah Di Balik Kebangkitan Perinus Sorong
Kepala Kantor Cabang PT Perinus, Sorong, Srinona Kadarisman. Foto Yessy Artada/JPNN.com

Bangkitnya Perinus cabang Sorong dikatakan Sri tak lepas dari peran Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, yang memberikan semangat dan kepercayaan penuh untuk menghidupkan kembali Perinus. Mantan Dirut PLN itu tahun lalu memang menyambangi Perinus cabang Sorong untuk melihat langsung kondisi di sana.

"Sejak adanya program yang dicanangkan oleh Pak Dahlan pada 27 September 2013, soal rencana pembangunan industri perikanan terpadu di Sorong, Papua. Dia (Perinus) tiba-tiba seperti bayi yang bisa merangkak. Beliau datang ke sini melihat kondisi kami seperti apa tahun lalu," serunya.

Di tahun itu pula, perseroan langsung menorehkan perubahan yang luar biasa. Bahkan Perinus sudah bisa mengekspor ikan ke Asia, seperti Thailand dan Singapura. Begitu pula dengan pendapatan yang langsung melejit dari target. Perinus juga bekerjasama dengan nelayan setempat agar mereka juga mempunyai penghasilan.

"Tahun itu juga (2013) kita bisa lampaui target laba Rp 2,9 miliar, kita bisa capai Rp 3,1 miliar karena adanya pengembangan industri perikanan terpadu. Kita juga bisa mengekspor ikan di atas target, 400 ton dalam kondisi baru merangkak," tutur wanita berambut panjang ini.

Atas pencapaian tersebut, Perinus berterimakasih pada Dahlan karena telah memberikan semangat yang luar biasa. Ke depan, pihaknya berharap bisa menambah kapal lagi agar bisa menampung ikan lebih banyak lagi saat musim panen tiba. Sebab saat ini Perinus cabang Sorong hanya memiliki dua kapal tampung.

"Kami sangat bersyukur dengan pak Menteri BUMN sudah berupaya untuk menghidupkan lagi Perinus. Sekarang kita akan jadi bapak induk untuk mensejahterakan nelayan di sini. Diharapkan ke depan ada tambahan kapal untuk menampung ikan lebih banyak lagi," harap wanita yang sudah dua tahun bertugas di Perinus cabang Sorong ini. (chi/jpnn)


PT Perikanan Nusantara (Perinus) cabang Sorong, Papua Barat saat ini terus menunjukkan perubahan, setelah sejak tahun 1999 'tak bernyawa'


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News