Kisah Donwori dan Karin Bikin Orang-orang di Pengadilan Agama Nangis

Kisah Donwori dan Karin Bikin Orang-orang di Pengadilan Agama Nangis
Ilustrasi. GILANG/RADAR SURABAYA

Donwori mengaku kesalahannya yang selama ini menganggap keluarga tak penting. "Saya kerja-kerja terus. Ya gimana lagi saya kecil dulu susah, makanya saya rajin kerja dan jarang pulang. Eh ternyata istri komplain dan kesal, menganggap saya tidak perhatian dengan keluarga," kata Donwori. 

Dari situlah, Donwori dan Karin seringkali bertengkar. Puncaknya Karin memutuskan mengajukan gugatan cerai. Mulanya, Karin berat untuk berpisah, sebab ketika ayahnya belum almarhum sering mewanti-wanti agar dia tidak bertengkar dengan Donwori. Apalagi, Donwori adalah menantu kesayangan.  Seluruh bisnis keluarga Karin yang mengelola Donwori. 

"Waktu sidang, ibu mertua mengingatkan tangisan almarhum orang tua dan mertua saat akad, waktu itu sangat haru. Mertua menitipkan Karin sebagai anak satu-satunya ke saya. Meski saya miskin, orang tua Karin sangat baik sama saya dan keluarga," kata bapak tiga anak itu.

Ketika kedua orang tuanya meninggal, orang tua Karin sangat sayang pada Donwori. "Saya ingat waktu saya bertengkar dengan istri, bapak mertua selalu diam dan kemudian matanya merah. Saya tidak mau dia menangis di akhirat melihat anak dan menantu kesayangannya menghianati amanatnya," pungkas Donwori. (umi hany/no)

AKAD nikah adalah momen yang sangat sakral. Disaksikan penghulu, keluarga dan masyarakat. Terkadang prosesi itulah yang membuat rumah tangga terikat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News