Kisah Dua Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut KA Logawa

Bayu Hendak Berlibur ke Surabaya, Sholeh Akan Pinjam Uang

Kisah Dua Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut KA Logawa
MAUT- Kecelakaan KA Logawa di perbatasan Nganjuk-Madiun Selasa (29/6) pagi mengakibatkan 6 tewas dan 75 orang luka. Foto: Hery Muda Setiawan/Jawa Pos
"Saat itu, Danang, saudara sepupu Bayu, yang menerima telepon. Saya bilang kereta kami kecelakaan dan Bayu luka parah. Selesai telepon, saya lihat Bayu sudah tidak bernapas," terang Yoga dengan mata berkaca-kaca.

Dalam kondisi panik dan bingung, Yoga mencari bantuan. Apalagi, dia melihat Gigih dalam kondisi terluka parah. Berkat bantuan polisi dan warga, Gigih bisa cepat diselamatkan, sedangkan Bayu tak tertolong lagi. "Saya masih tidak bisa percaya, kawan baik saya meninggal di depan saya," ungkapnya.

Kesedihan juga dirasakan Danang, saudara sepupu Bayu. Mata remaja 16 tahun itu terlihat sembap. Dia tidak tahan memendam kesedihan setelah mendengar kabar kematian Bayu. "Waktu diberi tahu Yoga, saya kira guyon. Tidak tahunya benar," ujar Danang yang sehari-hari tinggal sekamar dengan Bayu.

Bayu yang sekarang berusia 15 tahun baru saja naik ke kelas IX SMPN 8 Kota Madiun. Dia anak semata wayang pasangan Andi Budi Santoso dan Indah. "Ibu Bayu meninggal sejak Bayu berumur dua tahun. Bapaknya pergi dari rumah sejak Bayu masih SD. Bayu kemudian tinggal sama nenek saya, Mbah Tandur," terangnya.

DUKA mendalam dirasakan keluarga Rahmad Bayu Rianto dan Sholeh, korban kecelakaan KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember asal Kota Madiun. Keluarga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News