Kisah Guru di Pedalaman saat Ada Kebijakan Belajar dari Rumah
jpnn.com, JAMBI - Pandemi covid-19 tidak hanya menyusahkan sekolah di wilayah perkotaan.
Wabah berbahaya ini juga mengganggu proses belajar mengajar warga di pedesaan dan pedalaman.
Seperti yang dialami Kiswanto, guru di kelas IV SDN 169/V Cinta Damai, Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Biasanya, setiap hari Kiswanto harus menembus hutan dan perkebunan sawit untuk mencapai sekolahnya. Sekolah itu berada di daerah pedesaan pemukiman transmigrasi.
Setelah diumumkan siswa harus belajar dari rumah untuk mencegah penularan Covid-19, Kiswanto memulai putar otak untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan WA group paguyuban kelas.
Hal ini tentu tidak semudah yang dibayangkan. Kiswanto menyadari pembelajaran daring ini memerlukan dukungan orang tua.
“Yang saya prioritaskan pertama adalah berkomunikasi dan meyakinkan orang tua siswa untuk mendukung kebutuhan belajar dari rumah bagi anak-anaknya,” urai Kiswanto dalam webinar guru berbagi Manajemen Pembelajaran Daring untuk Sekolah Pedesaan yang diselenggarakan Kemendikbud dan Tanoto Foundation pada Selasa (12/5).
Kiswanto mulai mencari dan mempelajari aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran daring.
Selama pandemi covid-19 ini para guru di wilayah dekat hutan dan perkebunan sawit harus berupaya kegiatan belajar dari rumah tetap berjalan
- Kisah Pak Guru Suwito dari Pelosok Kalimantan, Ajak Murid Melek Teknologi dan Dunia Digital
- Inovasi Kemandirian Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat untuk Deteksi Penyakit Infeksi
- Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik Demi Kemandirian Bangsa
- Bersama Kemendikbudristek & KemenPPPA, Tanoto Foundation Dorong Kemandirian Anak Sejak Dini
- Lewat Program 2 Ini, Ribuan Siswa di Papua dan 3T Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkualitas
- Kemendikbudistek Wujudkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beragam Program Beasiswa