Kisah Guru di Pedalaman saat Ada Kebijakan Belajar dari Rumah
Melalui aplikasi tersebut siswa bisa mengerjakan soal, membuat essay, dan bermain kuis.
Untuk materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa juga difokuskan pada peningkatan kecakapan hidup.
Seperti mewawancarai orang tua terkait jumlah uang belanja yang dikeluarkan setiap hari selama satu minggu untuk dibuat grafik batang pengeluaran uang belanja di rumah, membuat poster pencegahan covid-19, sampai melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang tersedia di rumah.
Tidak semua siswa Kiswanto bisa mengakses internet. Dari 20 siswa kelas IV, ada 5 siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring.
Masalahnya bervariasi, mulai tidak memiliki gawai, tidak mampu membeli kuota internet, dan ada orang tua yang tidak mendukung.
Solusinya Kiswanto melaksanakan pembelajaran luring. dia menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang memiliki tujuan pembelajaran sama dengan pembelajaran daring.
“Penugasan untuk siswa yang mengikuti pembelajaran daring dan luring tujuannya sama. Hanya untuk penugasan belajar luring harus jelas dan mampu mendorong dan membimbing siswa menemukan konsep sendiri,” kata Kiswanto.
Jadi penugasannya bukan hanya mencatat ulang buku paket atau mengerjakan soal di buku paket, tetapi guru yang mengembangkan LKPD yang membuat siswa bisa belajar aktif.
Selama pandemi covid-19 ini para guru di wilayah dekat hutan dan perkebunan sawit harus berupaya kegiatan belajar dari rumah tetap berjalan
- Bappenas-Tanoto Foundation Luncurkan Buku Putih Peta Kebutuhan SDM
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Menteri PPPA: Intervensi kepada Anak Usia Dini Memutus Mata Rantai Kemiskinan
- Tanoto Foundation & Bappenas Berkolaborasi Meningkatkan Kompetensi Pegawai Pemda
- Kisah Pak Guru Suwito dari Pelosok Kalimantan, Ajak Murid Melek Teknologi dan Dunia Digital
- Inovasi Kemandirian Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat untuk Deteksi Penyakit Infeksi