Kisah Habib Idrus bin Salim Al-Jufri, Nasionalisme dan Tak Goyah pada Materi
Habib Idrus juga enggan disapa habib atau sayid. Dia lebih memilih Guru Tua.
Menurut Kiai Baso, kabarnya Guru Tua pernah bertemu dengan Presiden Pertama RI Soekarno di Istana Cipanas dalam suatu pertemuan dengan para ulama seantero negeri. Lewat pertemuan itulah, Sayid Idrus menemukan obat penawar yang selama ini diperjuangkannya sejak meninggalkan kota kelahirannya ribuan kilometer itu, yakni afirmasi nasionalisme.
Saat Indonesia merdeka, Habib Idrus menciptakan syair yang indah tentang Merah Putih dan Soekarno. “Wahai bendera kemuliaan, berkibarlah di tanah yang sentosa ini. Dan simbol kemuliaan kami adalah Merah Putih,” tutur Baso.
Di kala Republik Indonesia berusia seumur jagung, pemberontakan tetap menjadi ujian.
Ujian nasionalisme Sayid Idrus datang dari berbagai sisi. Tawaran datang untuk mendukung pemberontakan. DI/TII dan PRRI/Permesta dikabarkan pernah bertemu Sayid Idrus. Menurut Kiai Baso, cerita kesaksian ini dia dapat dari cucu Guru Tua.
"Ada utusan dari Kahar Muzakkar dan Permesta. Waktu itu sedang jaya-jayanya pemberontakan itu. Mendatangi Habib Idrus. Lalu bilang, ‘Habib sudahlah enggak usahlah ngomong nasionalisme, Soekarno, Merah Putih. Gabung sajalah kepada kami. Sebentar lagi kami akan menang ini," kata Baso.
Baso mencertiakan ada pihak yang membawa duit untuk membujuk Habib Idrus. "Sudahlah habib, sendirian, enggak ada temannya," kata Baso bercerita.
Menurut Baso, keyakinan Habib Idrus justru memihak kepada Bung Karno.
Perjuangan Habib Idrus bin Salim Al-Jufri dalam mempertahankan prinsipnya sangat kuat. Habib Idrus dianggap punya sejarah dengan Bung Karno.
- Pohon Soekarno dan Bodhi Hiasi Ruang Terbuka Hijau di Universitas Atma Jaya
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- Tiga Presiden
- Di Taman Soekarno Uzbekistan, Megawati Menanam Pohon Platanus Orientalis
- Inilah Pesan Megawati di Museum Imam Al-Bukhari: Allahuakbar hingga Merdeka
- Gubernur St Petersburg Puji Kepemimpinan Soekarno hingga Megawati