Kisah Hakim Perempuan Afghanistan yang Melarikan Diri dari Taliban dan Sekarang Tinggal di Australia
Setelah setidaknya 10 tahun bekerja sebagai hakim di Istanbul, Farah Attahee mengalami kesulitan ketika harus memulai kembali kehidupannya di Sydney, Australia.
Di Afghanistan, tugasnya adalah menjatuhkan hukuman bagi anggota Taliban dan penjahat lainnya, yang namun kebanyakan dibebaskan setelah kelompok tersebut mengambil alih pemerintahan Agustus tahun lalu.
Merasa terancam, Farah dievakuasi dari Kabul bersama suami dan ketiga anaknya. Mereka tiba di Australia sembilan bulan yang lalu.
"Kadang saya berpikir, sekarang saya sudah aman, tetapi saya kehilangan negara [saya] dan profesi [saya] sebagai hakim," katanya.
"Sangatlah sulit kalau sudah [terlalu lama] terdidik dan berkontribusi bagi rakyat ... dan sekarang terputus dari masyarakat di sana."
Ia merasa "mimpi dan harapannya mati dalam semalam."
Farah adalah salah satu dari 17 hakim perempuan yang meninggalkan negaranya dengan bantuan organisasi nirlaba bernama Asosiasi Internasional Hakim Perempuan.
Meski terpaksa meninggalkan pekerjaannya, Farah belum menanggalkan harapannya untuk membangun kariernya dalam bidang hukum di Australia.
Farah Attahee tadinya bekerja sebagai hakim di Afghanistan, namun penguasaan Taliban mematikan kariernya, sehingga ia ingin memulainya di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan