Kisah Han Awal, Arsitek Penyulap Gedung Tua di Jakarta
Dia mengungkapkan, wilayah Indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan Indonesia itu karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.
’’Indonesia kaya akan kearifan lokal yang sayang bila ditinggalkan begitu saja,’’ lanjut dia.
Han selama ini dikenal sebagai arsitek konservatoris yang menggeluti pemugaran bangunan-bangunan tua. Pada 1988 dia terlibat dalam proyek pemugaran Gereja Katedral Jakarta yang mengalami kerusakan berat di berbagai bagiannya. Han mengusulkan untuk mengganti atap sirap gereja Katholik yang hampir berusia seabad itu dengan pelat tembaga yang tahan lama.
Pendiri Pusat Dokumentasi Arsitektur itu menekankan pentingnya seorang arsitek konvervatoris memegang patron ketelitian dan beberapa aspek penting yang tidak boleh dihilangkan dalam merevitalisasi bangunan-bangunan tua.
”Saat pemugaran Gereja Katedral itu, saya mesti 13 kali sidang TSP (tim sidang pemugaran) untuk satu item proyek saja, yakni pemasangan AC. Itu untuk ketelitian dan ketepatan pemasangannya,” ujarnya.
Menurut dia, pekerjaan revitalisasi tak bisa dikerjakan dengan sembarangan. Sesuai Undang-undang No 5/1992 tentang Cagar Budaya, pembangunan kembali cagar budaya harus mengembalikan ke elemen asli.
Karena itu, semua bangunan cagar budaya yang akan dipugar harus disetujui terlebih dahulu dalam sidang TSP. Tim ini terdiri atas orang-orang dengan beragam profesi seperti arsitek, arkeolog, dan sejarawan. Dari sidang itu, TSP akan memberikan rekomendasi mengenai apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak dalam proses pemugaran.
’’Proses sidang itu memakan waktu hingga sekitar 1,5 tahun,” ujarnya.
Banyak arsitek yang mumpuni di tanah air. Namun, hanya segelintir yang mau menggeluti bidang konservasi bangunan bersejarah. Salah satunya Han Awal,
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala