Kisah Haru Pasutri Penyandang Cacat: Berbagi Ilmu dengan Menempuh Perjalanan Laut

“Adik-adik penyandang cacat ketika selesai sekolah biasanya bingung mau melanjutkan pengembangan ilmu dan keterampilan mereka di mana. Kami ingin membantu menyediakan wadah untuk itu. Agar hasil kerja mereka juga nantinya tahu mau dipasarkan di mana dan bagaimana,” ujar pria yang dapat memainkan semua jenis alat musik itu.
Di tengah kondisi yang serba terbatas, Risal dan Jannah menyadari pentingnya memiliki pendidikan formal. Keduanya kini tengah menempuh perkuliahan di Universitas Negeri Manado Fakultas Pendidikan Luar Biasa. Proses perkuliahan ini tergolong mahal, sebab para dosen lah yang didatangkan ke Ternate. Untuk sekali pertemuan, mereka harus membayar Rp 225 ribu per orang. Itu hanya untuk satu mata kuliah.
“Untuk penyandang cacat yang mengikuti perkuliahan ini ada empat orang. Memang agak berat biayanya, namun kami harus tetap kuliah. Semoga ada bantuan dana dari pemerintah daerah untuk dapat sedikit meringankan,” tutup keduanya.(kai/fri/jpnn)
KONDISI tubuh yang tak sempurna tak menyurutkan niat Risal Assor dan Nurjannah, pasangan suami istri (pasutri) penyandang cacat, untuk berbagi ilmu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu