Kisah Ibu-Ibu yang Menjadi Korban Arisan Piau di Tambora

Tak Curiga karena si Bandar Dikenal Dermawan

Kisah Ibu-Ibu yang Menjadi Korban Arisan Piau di Tambora
Salah satu peserta arisan di Tambora menunjukan foto bergambar Akhim. Foto : Thomas Kukuh/JAWA POS
Nenek enam cucu itu mengungkapkan, kebanyakan anggota arisan tersebut adalah warga Duri Utara, Tambora. Meskipun, ada juga anggota dari luar kawasan itu. Kebanyakan korban tidak mau melapor dan membeberkan masalah tersebut kepada polisi. "Saya seperti berjuang sendirian," jelas Anis. 

Menurut warga sekitar rumahnya, Akhim yang punya nama asli Chia Le Ha tersebut merupakan orang yang sangat baik dan dermawan. Karena itu, warga tidak menyangka bahwa Akhim berani berbuat nekat dengan melarikan uang arisan para anggota tersebut. Menurut Hermansyah, ketua RT 11/RW 02 Kampung Krendang, Akhim sudah sekitar 18 tahun tinggal di wilayahnya. "Dulu, dia memang sering pindah-pindah kontrakan. Tapi, masih di kampung ini saja," terang Hermansyah.

Kehidupan keluarga Akhim mulai menunjukkan peningkatan ekonomi yang signifikan sejak dia menjadi bandar arisan piau empat tahun terakhir. Bahkan, dia mulai mengembangkan usaha konveksi.

Bukan itu saja. Setelah berkali-kali pindah kontrakan, akhirnya keluarga Akhim mampu membeli rumah sendiri pada 16 Januari 2008. Rumah itulah yang kini dia tinggalkan. "Itu dulu rumah saya. Harganya Rp 230 juta," ucap Sunawati, warga lain.

Penggelapan uang arisan kembali terjadi. Kali ini menimpa ibu-ibu di Kampung Krendang, Tambora, Jakarta Barat. Tak tanggung-tanggung, uang yang dibawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News