Kisah Ibu-Ibu yang Menjadi Korban Arisan Piau di Tambora
Tak Curiga karena si Bandar Dikenal Dermawan
Jumat, 01 Oktober 2010 – 08:08 WIB
Nenek enam cucu itu mengungkapkan, kebanyakan anggota arisan tersebut adalah warga Duri Utara, Tambora. Meskipun, ada juga anggota dari luar kawasan itu. Kebanyakan korban tidak mau melapor dan membeberkan masalah tersebut kepada polisi. "Saya seperti berjuang sendirian," jelas Anis.
Menurut warga sekitar rumahnya, Akhim yang punya nama asli Chia Le Ha tersebut merupakan orang yang sangat baik dan dermawan. Karena itu, warga tidak menyangka bahwa Akhim berani berbuat nekat dengan melarikan uang arisan para anggota tersebut. Menurut Hermansyah, ketua RT 11/RW 02 Kampung Krendang, Akhim sudah sekitar 18 tahun tinggal di wilayahnya. "Dulu, dia memang sering pindah-pindah kontrakan. Tapi, masih di kampung ini saja," terang Hermansyah.
Kehidupan keluarga Akhim mulai menunjukkan peningkatan ekonomi yang signifikan sejak dia menjadi bandar arisan piau empat tahun terakhir. Bahkan, dia mulai mengembangkan usaha konveksi.
Bukan itu saja. Setelah berkali-kali pindah kontrakan, akhirnya keluarga Akhim mampu membeli rumah sendiri pada 16 Januari 2008. Rumah itulah yang kini dia tinggalkan. "Itu dulu rumah saya. Harganya Rp 230 juta," ucap Sunawati, warga lain.
Penggelapan uang arisan kembali terjadi. Kali ini menimpa ibu-ibu di Kampung Krendang, Tambora, Jakarta Barat. Tak tanggung-tanggung, uang yang dibawa
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408