Kisah Ibu-Ibu yang Menjadi Korban Arisan Piau di Tambora
Tak Curiga karena si Bandar Dikenal Dermawan
Jumat, 01 Oktober 2010 – 08:08 WIB

Salah satu peserta arisan di Tambora menunjukan foto bergambar Akhim. Foto : Thomas Kukuh/JAWA POS
Nenek enam cucu itu mengungkapkan, kebanyakan anggota arisan tersebut adalah warga Duri Utara, Tambora. Meskipun, ada juga anggota dari luar kawasan itu. Kebanyakan korban tidak mau melapor dan membeberkan masalah tersebut kepada polisi. "Saya seperti berjuang sendirian," jelas Anis.
Menurut warga sekitar rumahnya, Akhim yang punya nama asli Chia Le Ha tersebut merupakan orang yang sangat baik dan dermawan. Karena itu, warga tidak menyangka bahwa Akhim berani berbuat nekat dengan melarikan uang arisan para anggota tersebut. Menurut Hermansyah, ketua RT 11/RW 02 Kampung Krendang, Akhim sudah sekitar 18 tahun tinggal di wilayahnya. "Dulu, dia memang sering pindah-pindah kontrakan. Tapi, masih di kampung ini saja," terang Hermansyah.
Kehidupan keluarga Akhim mulai menunjukkan peningkatan ekonomi yang signifikan sejak dia menjadi bandar arisan piau empat tahun terakhir. Bahkan, dia mulai mengembangkan usaha konveksi.
Bukan itu saja. Setelah berkali-kali pindah kontrakan, akhirnya keluarga Akhim mampu membeli rumah sendiri pada 16 Januari 2008. Rumah itulah yang kini dia tinggalkan. "Itu dulu rumah saya. Harganya Rp 230 juta," ucap Sunawati, warga lain.
Penggelapan uang arisan kembali terjadi. Kali ini menimpa ibu-ibu di Kampung Krendang, Tambora, Jakarta Barat. Tak tanggung-tanggung, uang yang dibawa
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu