Kisah Ibu-Ibu yang Menjadi Korban Arisan Piau di Tambora
Tak Curiga karena si Bandar Dikenal Dermawan
Jumat, 01 Oktober 2010 – 08:08 WIB
Selama menjalankan arisan tersebut, Akhim tidak pernah memaksa dan merayu para tetangga untuk bergabung. "Saya dan para tetangga pernah ditawari. Tapi, karena setorannya tinggi, saya nggak mau," ucapnya.
Sunawati dan warga lain mulai melihat perubahan drastis pada diri Akhim saat Ramadan lalu. Kala itu tampak sekali Akhim mulai menutup diri. Puncaknya, seluruh karyawan perusahaan konfeksinya yang berjumlah delapan orang di-PHK. Alasannya, omzet usaha tersebut turun tajam. Karena itu, Akhim menyatakan terpaksa mem-PHK karyawan.
Selain itu, beberapa kali warga memergoki Akhim mengemasi peralatan konveksi dan perabot rumah. "Tapi, ketika ditanya, katanya, peralatan konfeksi dan perabot tersebut mau diservis atau ditaruh di rumah saudara," jelas Sunawati.
Itu dilakukan oleh Akhim berhari-hari karena peralatan konfeksi di rumahnya sangat banyak. Lalu, pada 23 Agustus lalu, sekitar pukul 22.00, Akhim mengangkut koper-koper besar dengan mobil. Namun, sekali lagi, dia beralasan memindahkannya ke rumah saudara. Esok harinya, rumah tersebut sudah tertutup rapat. Penghuninya sudah menghilang hingga sekarang.
Penggelapan uang arisan kembali terjadi. Kali ini menimpa ibu-ibu di Kampung Krendang, Tambora, Jakarta Barat. Tak tanggung-tanggung, uang yang dibawa
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408