Kisah Ibu Tunanetra Tiga Kali Naik Haji: Ada Perasaan Nikmat
Saat pertama naik haji, dia memang sendirian. Pada 2001, dia naik haji didampingi oleh suaminya. Tahun ini, dia bersyukur bisa berhaji bersama suami dan dua anaknya. Meskipun dia harus menunggu selama tujuh tahun.
"Kami mendaftar haji sejak tahun 2009. Alhamdulillah tahun ini sudah bisa berangkat," katanya.
Naik haji kali ini dia niatkan untuk menghajikan almarhum ayahnya, Aruna Teggang, yang meninggal tahun 1985.
Meski matanya bermasalah dan tak lagi bisa melihat kakbah, selalu ada hal yang membuatnya rindu dengan Tanah Suci. "Setiap naik haji ada kerinduan yang luar biasa ke Kabah. Seandainya bisa pergi setiap tahun tentu saya saya ke sana. Ada perasaan nikmat," katanya.
Kalau orang mengeluarkan harta di jalan yang tidak jelas, kata dia, akan cepat habis. "Tapi kalau untuk jalan Allah, akan selalu bertambah," sebutnya lagi.
Kini, Musdalifah telah dikaruniai 14 cucu dari lima anaknya yang telah berkeluarga. Sayangnya, tak satu pun cucu-cucu itu pernah dilihat wajahnya. Meski begitu dia bisa mengenal cucunya jika sudah ada di dekatnya. (*/zuk/sam/jpnn)
SENIN pagi, 8 Agustus, Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulsel, mulai ramai dengan kehadiran calon jemaah haji (CJH). Seorang perempuan paruh baya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408