Kisah Ikan Eka
Oleh Dahlan Iskan
Si kasir tahu benar hitungan. Pistol itu isinya hanya enam peluru. Maka ditinjulah perampok itu.
Eka senang humor seperti itu. Ada kecerdikan di dalamnya. Seperti merefleksikan kecerdikan dirinya.
Humor kedua tentang lomba mengukir kayu. Yang diadakan raja. Taruhannya hadiah besar. Bagi yang ukirannya paling mirip gambar ikan.
Raja memutuskan pengukir pertama yang menang. Pengukir kedua protes. Ukirannyalah yang lebih baik.
Raja tetap pada putusannya. Hasil ukiran pertama memang lebih sempurna.
"Dalam lomba ini juri yang paling tepat adalah kucing," kata pengukir kedua. "Kucing-lah yang paling tahu mana yang lebih mirip ikan," tambahnya.
Raja manggut-manggut. Mengakui alasan pengukir kedua. Lalu dipanggillah kucing. Akan dilihat. Mana yang lebih menimbulkan selera untuk dimakan.
Sang kucing ternyata mendatangi ukiran ikan kedua. Menjilat-njilatnya lama.