Kisah Inspirasi Dewi Astuti Merintis Bisnis Sustainable Batik dan Zero Waste
jpnn.com, JAKARTA - Dewi Astuti membuat banyak orang terinspirasi dengan kisahnya membangun bisnis fesyen di bawah merek Ghawean Dewe.
Ghawean Dewe artinya bikinan alias buatan Dewe. Dewe diambil dari nama panggilan yang disematkan orang-orang terdekat kepada Dewi.
Melalui Ghawean Dewe, Dewi menuangkan kreativitasnya menciptakan produk fesyen dan aneka aksesori berbahan batik, serta kecintaannya kepada anak-anak. Ghawean Dewe memasarkan baju dan aksesori untuk anak-anak hingga remaja.
Tak hanya berbisnis, Dewi juga memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan usahanya.
Perempuan 36 tahun itu, mengusung konsep sustainable batik alias batik berkelanjutan dan zero waste, untuk mengurangi limbah batik.
Dewi memastikan limbah atau sisa kain batik hingga bagian terkecilnya “disulap” menjadi berbagai produk.
Salah satunya yang paling diminati adalah boneka batik yang diolah dari kain perca.
Boneka batik ini bahkan diminati oleh pembeli dari Jepang saat pameran Festival UMKM Merdeka yang diikutinya melalui program pemberdayaan UMKM PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), yaitu Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC).
Dewi Astuti membuat banyak orang terinspirasi dengan kisahnya membangun bisnis fesyen di bawah merek Ghawean Dewe.
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Bangun Ekosistem Digital UMKM di Indonesia, Hibank & Mitra Strategis Jalin MoU
- Ninja Xpress Beri Strategi Jitu untuk Hadapi Tantangan Bisnis Food & Beverages
- SBM & BRI Berkolaborasi Dukung UMKM Fesyen Tingkatkan Skala Bisnis
- Sultan Mendukung Pemerintah untuk Membentuk Holding UMKM
- Tak Hanya untuk UMKM, BRIncubator Punya Misi Besar untuk Ekonomi Lokal