Kisah Istri Prajurit Kodam Brawijaya Akan Ditinggal Suami Bertugas ke Papua
jpnn.com, JAKARTA - Istri prajurit TNI harus mandiri dan kuat mental dalam situasi dan kondisi apa pun. Selain itu, harus siap tinggal berjauhan dengan sang suami saat bertugas di kota lain.
Hal itu yang dirasakan Renafariani, istri Moh. Rizal, prajurit Batalyon Infanteri 527/Baladibya Yudha, Lumajang, Jawa Timur.
Dia mengaku cemas karena sang suami hendak melaksanakan tugas di Papua, selama setahun.
"Ini pengalaman pertama saya ditinggal oleh suami bertugas. Sedih sekali rasanya. Mana saya lagi hamil empat bulan," kata Renafarina, dalam keterangannya, Jumat (31/3).
Meski sedih, dia harus menerima keputusan sang suami yang bertugas demi negara. "Mau bagaimana lagi, ini sudah risiko menikah dengan anggota TNIi," ujar Renafarina.
Meski ingin terlihat tegar, Renafarina tak bisa menyembunyikan rasa sedih yang mendalam. Air matanya pun tumpah.
"Perasaan cemas, takut, dan sedih campur aduk. Tetapi saya tidak boleh menunjukkan keresahan dan kesedihan saya di depan suami supaya dia berangkat tugas dengan tenang," ucapnya.
Rizal tak banyak berkomentar. Dia mencoba meyakinkan istrinya bahwa tugas yang diembannya adalah tugas mulia. Bentuk tanggungjawab sebagai prajurit TNI dalam menjaga NKRI.
Para istri prajurit Kodam Brawijaya menceritakan perasaan mereka yang akan ditinggal suami bertugas ke Papua.
- Memperkuat Kemampuan Tempur, Kopaska Latihan Peperangan Laut Khusus
- TNI Tegaskan tak Ada Ampun Bagi Prajurit Terlibat Judi Online
- Pomdam Bukit Barisan Periksa 45 Prajurit Buntut Bentrok dengan Warga Deli Serdang
- Prajurit TNI Diduga Serang Warga di Siburu-Biru, Kang TB Singgung Hukuman ke Komandan
- Prajurit Divif 1 Kostrad Selamatkan Bayi Laki-Laki, Warga Berikan Apresiasi
- Mayjen TNI Putranto: Prajurit Bermain Politik Akan Saya Pecat