Kisah Keluarga Para Imigran Korban Kapal Tenggelam di Prigi yang Terus Lakukan Pencarian

Terbang dari Iran, Tertipu Calo Tiket di Bandara Soekarno-Hatta

Kisah Keluarga Para Imigran Korban Kapal Tenggelam di Prigi yang Terus Lakukan Pencarian
Kisah Keluarga Para Imigran Korban Kapal Tenggelam di Prigi yang Terus Lakukan Pencarian
 

Tiba di Indonesia, dia langsung mendatangi Kedubes Iran di Jakarta. Tapi, tentu saja, karena Minggu, kedutaan libur. Dia menginap semalam di Jakarta. Tak lupa, dia langsung membeli iPhone 4 dengan SIM card Indonesia untuk berkomunikasi. Paginya, dia berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta dan ditipu makelar.

 

Sebenarnya Mustapha mendapat tiket seharga Rp 600 ribu. Tapi, dia disuruh membeli Rp 1,2 juta. "Padahal, kan sesama muslim, kok tega nipu," keluhnya.

 

Sesampai di Surabaya, dia langsung naik taksi ke Blitar. Saat itu, kepada sopir taksi, Mustapha membeli Jawa Pos dan menunjukkan kepada sopir taksi mengenai berita kapal karam dan meminta diantar ke sana. "Sebab, saya tak tahu apa-apa tentang Indonesia," tuturnya.

 

Mustapha pun sampai di Hotel Grand Mansion. Namun, dia langsung lemas ketika tak menemukan anaknya di antara para imigran yang selamat. Selasa malam (20/12), dia meminta Jawa Pos menunjukkan letak Pantai Prigi. "Saya ini dulu juga nelayan di Teluk Persia. Jadi, saya juga cukup banyak tahu tentang laut," tegasnya.

Dalam tiga hari terakhir ini, Hotel Grand Mansion, Blitar, Jatim, mendadak fully booked. Mayoritas tamu adalah warga negara asing, mengaku sebagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News