Kisah Keluarga Para Imigran Korban Kapal Tenggelam di Prigi yang Terus Lakukan Pencarian
Terbang dari Iran, Tertipu Calo Tiket di Bandara Soekarno-Hatta
Jumat, 23 Desember 2011 – 09:19 WIB

Kisah Keluarga Para Imigran Korban Kapal Tenggelam di Prigi yang Terus Lakukan Pencarian
Namun, Mustapha kemudian menyambung ceritanya dengan sedih. Yang membuat dirinya berhenti melaut adalah kecelakaan yang menewaskan tiga saudaranya di Teluk Persia. "Masak anak saya sekarang juga meninggal di laut," ujarnya sedih.
Selama di hotel, dia mengaku tak bisa tidur di kasur. "Sebab, saya membayangkan, betapa tak pantasnya saya tidur di kasur mewah, sedangkan anak saya mungkin sedang terombang-ambing di laut sambil berpegangan kayu," katanya kemudian menangis.
Hingga kemarin siang, Mustapha mendengar kabar bahwa ditemukan lagi 38 jenazah di Banyuwangi. Dia pun langsung mengubah tujuannya dari Pantai Prigi ke Banyuwangi untuk mencari jenazah anaknya.
Di bagian lain, para imigran yang selamat mulai berani mengungkapkan harapan-harapannya. Yang pertama adalah Noroz Yozzedi. "Saya berharap pemerintah Indonesia tak mengekstradisi kami kembali ke Iran," ujarnya.
Dalam tiga hari terakhir ini, Hotel Grand Mansion, Blitar, Jatim, mendadak fully booked. Mayoritas tamu adalah warga negara asing, mengaku sebagai
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu