Kisah Keluarga Para Imigran Korban Kapal Tenggelam di Prigi yang Terus Lakukan Pencarian
Terbang dari Iran, Tertipu Calo Tiket di Bandara Soekarno-Hatta
Jumat, 23 Desember 2011 – 09:19 WIB
Menurut pria yang mengaku sebagai kaum oposan itu, mengirim mereka kembali ke Iran sama saja dengan bunuh diri. "Lebih baik kami mati tenggelam sekalian daripada dikembalikan (ke Iran)," tegasnya.
Lain lagi dengan Muzafar Huzzaini. Pemuda 16 tahun asal Pakistan tersebut mengaku tak akan kapok mencoba masuk Australia dengan naik perahu. "Saya pasti akan mencobanya terus-menerus," tegasnya.
Menurut dia, dirinya sudah habis-habisan. Orang tuanya sudah menjual rumah untuk membiayai dirinya pergi ke Australia. Huzzaini pun sudah membayar USD 6.500 untuk bisa pergi.
"Di Pakistan, saya merasa tak punya masa depan. Anda tahu bagaimana kondisi negara saya," tambahnya. Karena itu, dia memutuskan untuk terus mencoba pergi ke Australia, apa pun alasannya. (c5/kum)
Dalam tiga hari terakhir ini, Hotel Grand Mansion, Blitar, Jatim, mendadak fully booked. Mayoritas tamu adalah warga negara asing, mengaku sebagai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408