Kisah Kembar Tunagrahita yang Jadi Banpol di Polsek Rarowatu
jpnn.com - BERBUAT baik bisa menjadi berkah buat orang lain. Di Polsek Rarowatu, Bombana, Sulawesi Tenggara, anggotanya rela menyisihkan gaji bulanan untuk memberi hidup lebih baik buat dua pria kembar, penyandang tunagrahita, Anto (Botak) dan Manto.
Kembar yang tinggal di Dusun La Ate, Kelurahan Taubonto, Kecamatan Rarowatu, Bombana itu sudah enam tahun belakangan ini bekerja di Polsek Rarowatu. Botak dan Bone, dikaryakan sebagai Pembantu Polisi (Banpol) di Polsek yang saat ini dikepalai Ipda Nur Sultan. Dua bungsu kembar ini diberi tugas sebagai cleaning servis.
Setiap pagi, Anto dan Manto bertugas menyapu, mengepel serta membersihkan kantor Mapolsek, termasuk membantu membeli kebutuhan anggota maupun tamu di Polsek Rarowatu. Awalnya, Manto alias Bone yang bekerja di Polsek, lalu disusul anak lain pasangan Almarhum Tama dan Ida, yakni Anto.
Manto, pria 20-an tahun yang tidak pernah mengenyam dunia pendidikan, mulai bekerja diakhir tahun 2010 lalu, di saat Mapolsek Rarowatu dipimpin Ipda Singgih Febiyanto. Alumni Akpol berpangkat AKP (Ajun Komisaris Polisi) yang kini menjabat Kasubnit 5 Tipiter Bareskrim Polri ini punya alasan khusus sehingga mau mempekerjakan Manto. "Orangnya si jujur, menurut jika disuruh serta mau bantu bersih-bersih di Polsek," kata Singgih, seperti dikutip Kendari Pos, Jumat (19/2).
Tugas pertama Manto kala itu, membantu kerja polisi di Polsek Rarowatu, mulai membersihkan ruang jaga, menyapu dan mengepel. Dari tugasnya itu, Bone diberi upah antara Rp 300 ribu-Rp 500 sebulan. Uang ini dikumpulkan dari menyisihkan sedikit gaji anggota Polsek.
Setelah Ipda Singgih pindah, tenaga Bone tetap dipakai, termasuk Ipda Nur Sultan yang dikini diberi amanah memegang komando di Polsek Rarowatu. "Mereka sangat membantu tugas-tugas anggota di sini (Polsek), terutama masalah kebersihan," tutur Nur Sultan.
Tugas Manto masih tetap sama. Gajinya pun begitu, tetapi upah yang didapat kadang melebihi dari biasanya, tergantung dari kerelaan anggota setiap bulannya. Sejak 2015 lalu, Manto tidak lagi bekerja sendiri, dia sekali-kali dibantu kembarannya bernama Anto alias Bone. Keberadaan kembarannya itu bukan tanpa sebab. Anto muncul pertama kali ketika kakak kembarnya itu sakit bisul selama satu bulan.
Menurut Nur Sultan, saat pertama Anto “bertugas”, dia bersama personelnya tidak tahu, sebab sepengetahuan mereka, orang yang datang setiap hari membersihkan masih tetap Manto. "Nanti setelah Anto bicara sama anggota, baru kita tahu kalau yang datang saat itu bukan Manto, tetapi kembarannya. Anggota langsung tertawa dan bingung, karena postur dan wajah serta gaya bicara keduanya Anto dan Manto sama persis," cerita Kapolsek sambil tertawa mengingat kejadian saat itu.
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Putus Total, Ini Alternatifnya
- 22 Los Pedagang di Pasar Pelelangan Ikan Sodoha Kendari Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki
- Catat ya, PPPK Bukan Sekadar Pengganti Baju Honorer
- Menjelang Pilkada 2024, Kapolres Banyuasin Sampaikan Pesan Kepada Masyarakat
- Kebakaran Melanda Gedung Tempat Pelelangan Ikan di Kendari Sultra
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang