Kisah Kembar Tunagrahita yang Jadi Banpol di Polsek Rarowatu
Manto dan Anto juga senang bekerja di Polsek. Bahkan dengan profesi yang mereka geluti itu, Botak dan Bone, mengaku mampu membantu meringankan beban kehidupan rumah tangga. Tiap bulan, kembar ini bisa memberikan uang Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, kepada ibunya. Tidak hanya itu, mereka juga bahkan bisa membeli dua ekor sapi dari kerjanya menjadi clening servis. Sampai saat ini, sapi yang mereka miliki sudah berjumlah lima ekor.
Menurut Bone, sapi pertama mereka beli dengan harga 1 juta rupiah. Pembelian dengan harga murah itu karena sapi yang dibeli masih dalam kandungan. "Saat sudah melahirkan baru saya bayar satu juta. Kalau beli yang besar, saya tidak mampu. Sekarang sapi pertama yang saya beli sudah melahirkan. Sapi ini kami pelihara di belakang rumah, untuk persiapan jika butuh uang suatu saat," cerita Bone.
Lurah Taubonto, Astri, mengakui bahwa Anto dan Manto adalah warganya. Keduanya adalah anak dari seorang janda bernama Ida. Ia juga mengakui bila Anto dan Manto memang terlihat berbeda dengan pemuda normal lainnya. "Ada lima anak ibu Ida, dua diantaranya Bone dan Botak, sepertinya mengalami gangguan psikis. Kalau bicara agak lambat. Namun begitu, mereka berdua bisa berkomunikasi dgn baik. Seperti tunagrahita,” katanya. (nuryadi/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mengubah Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
- Dor! Mulyono Ditembak Tim Polda Riau, Dia Bawa Sabu-Sabu Senilai Rp 30 Miliar
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Putus Total, Ini Alternatifnya
- 22 Los Pedagang di Pasar Pelelangan Ikan Sodoha Kendari Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki
- Catat ya, PPPK Bukan Sekadar Pengganti Baju Honorer
- Menjelang Pilkada 2024, Kapolres Banyuasin Sampaikan Pesan Kepada Masyarakat