Kisah Kepala Daerah yang Sukses Menjinakkan Bencana
Dulu Meratap, Sekarang Pasang Spanduk Selamat Datang Banjir

jpnn.com - Pemimpin memiliki beragam cara untuk menyikapi bencana. Ada yang meratapi. Sebagian lagi menjadikan bencana sebagai kesempatan untuk menonjolkan diri. Tidak sedikit pula yang memilih bekerja keras memberikan solusi.
= = = = = = = = =
SEPANJANG Januari 2014, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, telah terjadi 203 kejadian bencana dengan korban jiwa mencapai 138 orang. Bencana mulai banjir, tanah longsor, gempa, hingga letusan gunung berapi juga membuat 1,2 juta jiwa mengungsi.
Daratan Karo di Sumatera Utara, Manado di Sulawesi Utara, dan DKI Jakarta tercatat sebagai daerah penyumbang jumlah korban dan pengungsi terbesar. Angka-angka itu diperkirakan terus bertambah seiring dengan cuaca yang masih tidak bersahabat.
Bupati Bojonegoro Suyoto mengakui daerahnya tidak pernah absen dari daftar daerah rawan bencana seperti tiga daerah tersebut. Namun, upaya keras rakyat bersama pemerintah kabupaten untuk mengurangi dampak bencana membuat tingkat kerusakan dan jumlah korban semakin berkurang.
Bahkan, karena persiapan yang matang, mulai tahun ini warga Bojonegoro percaya diri memasang spanduk bertulisan Selamat Datang Banjir di bendungan gerak Kalitidu dan Trucuk. "Itu simbol kami sudah bersahabat dengan banjir," ujarnya saat ditemui pekan lalu.
Menurut Kang Yoto, panggilan akrab Suyoto, Bojonegoro harus menerima takdir geografis di sekitar daerah aliran Sungai Bengawan Solo. "Jika musim hujan dan air Bengawan Solo meluap, lebih dari separo wilayah Bojonegoro berubah menjadi seperti danau," ungkapnya.
Ketika musim kemarau datang, bencana banjir berganti menjadi kekeringan. Sawah berubah menjadi lahan pecah-pecah. "Itu (kondisi) masa lalu yang harus menjadi pelajaran," tegasnya.
Pemimpin memiliki beragam cara untuk menyikapi bencana. Ada yang meratapi. Sebagian lagi menjadikan bencana sebagai kesempatan untuk menonjolkan
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara