Kisah Kepala Daerah yang Sukses Menjinakkan Bencana

Dulu Meratap, Sekarang Pasang Spanduk Selamat Datang Banjir

Kisah Kepala Daerah yang Sukses Menjinakkan Bencana
Kisah Kepala Daerah yang Sukses Menjinakkan Bencana

Sejak menjabat bupati pada 2008, Kang Yoto menggencarkan berbagai program untuk mengatasi dampak bencana tahunan sekaligus mendongkrak daya saing. "Kami tidak boleh pasrah. Kami harus selalu berusaha mencari cara agar bencana boleh tetap datang, tapi Bojonegoro terus maju," katanya.

Dalam pembenahan infrastruktur, pemkab mengganti permukaan jalan yang awalnya aspal menjadi balok paving. "Aspal itu musuhnya air. Jadi, nggak cocok di Bojonegoro," terang mantan rektor Universitas Muhammadiyah Gresik tersebut.

Selain itu, jalan paving hanya butuh biaya seperlima jalan aspal. Meskipun banyak ditentang, termasuk oleh DPRD, program tersebut sukses mengurangi kerusakan jalan desa di Bojonegoro. Bahkan, daerah itu mendapat penghargaan internasional, yakni Sustainable Development Initiative Award 2013.

Sementara itu, untuk mengatasi kekeringan, diluncurkan program seribu embung atau waduk mini guna menyimpan air tanah. Program tersebut sukses memunculkan komoditas agro di luar padi dan tembakau sebagai andalan Bojonegoro. Misalnya, belimbing, jambu, pisang, salak, dan produk hortikultura lainnya.

Bersamaan dengan pembangunan bendungan, serangkaian upaya pembangunan infrastruktur jalan dan pengairan itu membuat produksi beras Bojonegoro semakin melimpah. Hingga akhir tahun lalu, surplus beras mencapai 500 ribu ton. "Kami kini siap mewujudkan daerah lumbung pangan selain lumbung energi dari eksplorasi minyak bumi di Bojonegoro Barat," tegas Kang Yoto.

Jaga Pompa

Kala banjir menggenangi sejumlah daerah seperti Jakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah, Surabaya justru aman. Puncak hujan pada akhir Desember hingga Januari tidak membuat warga Surabaya kelimpungan oleh banjir. Hal itu tidak terlepas dari berbagai terobosan Pemerintah Kota Surabaya.

Apa jurus pemkot? Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, pemkot mendorong pembuatan sungai-sungai baru. Untuk setiap pembangunan seluas seribu meter persegi, harus ada sungai atau saluran baru di sekitarnya.

Pemimpin memiliki beragam cara untuk menyikapi bencana. Ada yang meratapi. Sebagian lagi menjadikan bencana sebagai kesempatan untuk menonjolkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News