Kisah Kuli yang Kini jadi Bos

Kisah Kuli yang Kini jadi Bos
H. Suryanto dan pekerjanya. Foto: Agus Munandar/Radar Banyumas/JPG

Namun, pada tahun ke 20, ia mendapat tawaran untuk bisa menyediakan sejumlah gula jawa ke sebuah perusahaan. Tawaran tersebut langsung ditanggapi dan beberapa saat setelah itu, ia keluar kemudian membuka usaha sendiri dengan mencari gula ke pedagang di berbagai wilayah.

"Dulu hanya modal nekat dengan uang yang dikumpulkan mencari gula jawa dengan kendaraan pikap. Untuk mengangkut gula jawa ke Jakarta, saya cari truk untuk mengangkut. Sampai akhirnya saya bisa punya truk sendiri sampai enam unit," tuturnya.

Menurut Suryanto, kebutuhan angkutan berupa truk dengan jenis gandeng sangat membantu dalam antar barang berupa gula jawa ke perusahaan kecap di Jakarta. Dengan 6 truk yang dimilik sekarang mempermudah pengantaran barang dibanding sewa truk seperti saat memulai usaha. 

Pasalnya, jika sudah ada barang untuk diantar, mencari truk untuk mengantar gula jawa sering kali tidak mendapatkan truk yang mau mengangkut karena sudah punya muatan sendiri.

"Truk menjadi impian semua pengusaha seperti usaha saya di bidang usaha dagang (UD) Hasil Manis. Untuk transportasi tidak ada masalah, namun yang menjadi hambatan jika sedang banjir di wilayah Jakarta, pengiriman menjadi terkendala. Sehingga truk itu snagat penting dan perawatan dilakukan oleh sopir masing-masing truk termasuk pemeriksaan oli sebagai faktor utama truk bisa jalan," katanya.

Suka dan duka yang dihadapi dalam menjalani usaha tersebut, kata Suryanto, adalah bisa memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang ada di sekitar tempat usahanya dan hasilnya bisa dirasakan baik oleh keluarga maupun warga sekitar. Duka yang dialami adalah jika harga gula jawa sedang naik, namun perusahaan tidak ada yang membeli gulanya, sehingga kerugian menjadi efeknya.

 "Kalau senang pasti yang enak-enak, tetapi kalau duka, jika gula jawa yang saya beli harganya sedang naik, tetapi tidak ada permintaan dari perusahaan, otomatis gula menumpuk. Saat ada permintaan, harga sedang anjlog. Di situ dukanya,"ujarnya.

Dengan usaha yang sudah berjalan sampai saat ini, Suryanto mempunyai mimpi usahanya tetap berjalan dengan lancar. Sehingga usaha dan kerja keras yang terus dilakukan adalah dengan terus bekerja dan berdoa. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News