Kisah 'Laskar Pelangi' dari Timor Tengah Selatan, NTT
1,5 Jam Taklukkan Medan Terjal Menuju Sekolah
Rabu, 29 Februari 2012 – 00:09 WIB
Ada dua kampung utama yang didiami warga. Yakni, Kampung Suti dan Oefeno. Jarak Kampung Suti ke SD Inpres Supul Meo sekitar 3 kilometer. Sedangkan Kampung Oefeno sekolah berjarak 9 kilometer. Saban hari, agar tidak terlambat sampai di sekolah, para siswa itu berangkat pukul 05.00 Wita dengan durasi perjalanan sekitar satu setengah jam.
"Tak ada pilihan lain, anak-anak kami setiap hari ke sekolah berjalan kaki," ungkap Edmon Bula, 29, salah seorang warga Kampung Oefeno.
Medan di sana memang sulit. Kondisinya bergunung-gunung. Jalan pun terjal dan membahayakan. Jika pun memiliki sepeda, bocah-bocah itu tak akan mungkin menaikinya. Bahkan, tak sembarang kendaraan bisa melewati jalan tersebut. Biasanya hanya motor gunung dan mobil Rangers yang biasa melewati jalan itu.
"Jika tak ada tumpangan mobil dari tambang, satu-satunya cara yang paling aman ya jalan kaki," ujar Edmon Bula.
Pendidikan menjadi barang yang mahal di daerah terpencil seperti Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mencapai sekolah, anak-anak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408