Kisah 'Laskar Pelangi' dari Timor Tengah Selatan, NTT

1,5 Jam Taklukkan Medan Terjal Menuju Sekolah

Kisah 'Laskar Pelangi' dari Timor Tengah Selatan, NTT
Angkutan Gratis : Anak-anak sekolah di sekitar tambang mempersingkat jalan mereka dengan menumpang mobil proyek tambang sepulang sekolah di Desa Supul, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Foto : Boy Slamet/Jawa Pos
 

Ada dua kampung utama yang didiami warga. Yakni, Kampung Suti dan Oefeno. Jarak Kampung Suti ke SD Inpres Supul Meo sekitar 3 kilometer. Sedangkan Kampung Oefeno sekolah berjarak 9 kilometer. Saban hari, agar tidak terlambat sampai di sekolah, para siswa itu berangkat pukul 05.00 Wita dengan durasi perjalanan sekitar satu setengah jam.

 

"Tak ada pilihan lain, anak-anak kami setiap hari ke sekolah berjalan kaki," ungkap Edmon Bula, 29, salah seorang warga Kampung Oefeno.

 

Medan di sana memang sulit. Kondisinya bergunung-gunung. Jalan pun terjal dan membahayakan. Jika pun memiliki sepeda, bocah-bocah itu tak akan mungkin menaikinya. Bahkan, tak sembarang kendaraan bisa melewati jalan tersebut. Biasanya hanya motor gunung dan mobil Rangers yang biasa melewati jalan itu.

"Jika tak ada tumpangan mobil dari tambang, satu-satunya cara yang paling aman ya jalan kaki," ujar Edmon Bula.

Pendidikan menjadi barang yang mahal di daerah terpencil seperti Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mencapai sekolah, anak-anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News