Kisah 'Laskar Pelangi' dari Timor Tengah Selatan, NTT
1,5 Jam Taklukkan Medan Terjal Menuju Sekolah
Rabu, 29 Februari 2012 – 00:09 WIB
Kampung Oefeno dihuni sekitar 260 jiwa dari 50 kepala keluarga (KK). Kampung tersebut berdampingan langsung dengan lokasi tambang batu mangan milik PT Soe Makmur Resources (PT SMR). Setiap hari sekitar 1.200 warga terlibat di pertambangan itu.
Jalan yang dilalui para siswa menuju sekolah adalah jalan menuju lokasi tambang. Awalnya jalan tersebut hanya jalan setapak yang sempit dan becek. Namun, setelah perusahaan tambang PT SMR masuk pada 2008, jalan pun diperlebar. Bukit dan pohon-pohon dikeruk untuk memudahkan akses lalu lalang kendaraan perusahaan asal Jakarta itu. Bahkan, bekas kerukan dengan alat berat di sisi-sisi bukit masih terlihat. Kondisi tersebut amat membahayakan pengguna jalan karena rawan longsor.
"Sekarang akses sudah cukup bagus. Warga di pedalaman juga tidak terisolasi lagi," tutur Staf Humas PT SMR Jefry Unbanunaek kepada Jawa Pos.
Dengan akses yang sudah diperlebar, bukan hanya mobil-mobil tambang yang merasakan manfaatnya. Warga dan para siswa yang hendak ke sekolah pun semakin mudah. Jika beruntung, para siswa bisa menumpang mobil-mobil tambang secara gratis. Itu membantu mereka untuk cepat sampai sekolah atau pulang ke rumah.
Pendidikan menjadi barang yang mahal di daerah terpencil seperti Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mencapai sekolah, anak-anak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408