Kisah 'Laskar Pelangi' dari Timor Tengah Selatan, NTT

1,5 Jam Taklukkan Medan Terjal Menuju Sekolah

Kisah 'Laskar Pelangi' dari Timor Tengah Selatan, NTT
Angkutan Gratis : Anak-anak sekolah di sekitar tambang mempersingkat jalan mereka dengan menumpang mobil proyek tambang sepulang sekolah di Desa Supul, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Foto : Boy Slamet/Jawa Pos
 

"Anak-anak cukup terbantu dengan adanya mobil tambang. Mereka bisa numpang gratis," kata Jefry.

 

Lain lagi ceritanya kalau hujan. Semua mobil tambang, kecuali ekskavator, tidak bisa leluasa berjalan. Kendaraan akan terjebak lumpur dan tanah gunung yang licin. Kondisi jalan menjadi sangat licin.

 

Musim hujan juga berdampak pada para siswa dari Kampung Suti dan Oefeno. Mereka jadi kerap terlambat ke sekolah. Untung, pihak sekolah bersikap bijak dengan memberikan toleransi keterlambatan.

 

"Kami memberikan toleransi jika terlambat. Karena semangat mereka untuk belajar sebenarnya sangat tinggi," kata Yustus Falo, 54, wakil kepala SD Inpres Supul Meo.

Pendidikan menjadi barang yang mahal di daerah terpencil seperti Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mencapai sekolah, anak-anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News