Kisah Madonna, Sarjana Mengajar 7 Mata Pelajaran di SMK
Mengajar di daerah yang didominasi transmigran memang tidak mudah. Utamanya terkendala oleh bahasa.
Siswa menggunakan bahasa Melayu dan tidak paham dengan bahasa Indonesia yang mereka sebut bahasa Jakarta. Menghadapi problem komunikasi seperti itu jelas butuh waktu untuk beradaptasi.
Kemampuan bahasa Inggris siswa pun nol besar sehingga harus mengajari dari awal. ‘’Anak-anak kalau ada soal sulit jadi malas mengerjakan. Kalau sudah bisa, ketagihan minta soal lagi,’’ cetusnya.
Meski berlatar pendidikan bahasa Inggris, Madonna harus mengajar tujuh mapel sekaligus di SMKN 1 Sei Menggaris itu.
Meliputi bahasa Inggris, sejarah, ilmu pengetahuan sosial (IPS), computer, kewirausahaan, bimbingan konseling (BK), sertadan kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).
‘’Seperti menjadi guru SD versi SMK (mengajar beberapa mata pelajaran, red). Untungnya bisa browsing internet, meski lemot,’’ ungkapnya.
Selain mengajar, Madonna juga merangkap ‘’orang tua’’ bagi siswanya. Kesibukan orang tua yang bekerja di pertambangan batu bara, emas, dan kelapa sawit membuat anak-anak di sana tinggal sendirian di rumah.
Orang tua lebih memilih tinggal di mes tempat mereka bekerja. Jika ada apa-apa dengan anak-anak, dialah yang dihubungi.
Madonna Susida Ramayanti merupakan peserta program sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T).
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah, Astra Gelar FKSB ke-11 di Jakarta
- Kronologi Pelajar SMK Hanyut di Air Terjun Lahat
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim
- Angka Pengangguran Capai 7,2 Juta, Paling Banyak SMK
- Dinas Pendidikan Jawa Timur Mengapresiasi Program SMK Series TJSL INKA
- Gelar SMK Series, TJSL INKA Tingkatkan Keterampilan Siswa Kejuruan untuk Masuk Dunia Kerja