Kisah Madonna, Sarjana Mengajar 7 Mata Pelajaran di SMK

Dalam sebulan bahkan hanya mengalir sekali. Jangan tanya kondisi airnya. Aromanya amis seperti bau ikan. Tak ayal jika digunakan untuk mencuci baju justru menimbulkan aroma tidak sedap.
‘’Pernah empat hari tidak mandi. Karena tidak ada air sama sekali,’’ bebernya.
Setahun di sana membuat Madonna kangen keluarga. Apalagi dengan kedua adiknya, Nikita Lia Megawati dan Rama Dewa Kusuma.
Karena sulit sinyal, mereka hanya bisa berkomunikasi saat di sekolah. Meski begitu, kualitas suaranya tetap saja buruk. ‘’Nggak jelas, sering diulang-ulang dan harus teriak-teriak,’’ ungkapnya.
Madonna mengikuti seleksi SM3T pada tahun lalu. Untuk bisa lolos, dia harus menyisihkan 20.000 peserta lain. Tentunya dari berbagai universitas terkemuka.
Semangatnya sempat drop saat menjalani tes wawancara. Penampilannya yang santai dan terlihat seperti orang Jepang itu dianggap tidak pantas menjadi guru. ‘’Pantas atau tidak, itu bukan pada apa yang kita pakai. Tapi kualitas,’’ tekannya.
Madonna tidak menyangka jika bakal ditempatkan di Kabupaten Nunukan. Harapannya bisa mengajar di Papua. Baru tahun ini Kabupaten Nunukan menjadi salah satu tujuan SM3T.
Sebelum berangkat Madonna menjalani pelatihan fisik di Bumi Moro Surabaya. Dia pun tak kaget lagi jika harus berjalan kaki selama berjam-jam di tempatnya mengajar.
Madonna Susida Ramayanti merupakan peserta program sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T).
- Berkat Edukasi PSN & TNI AU, Siswa SMK Berhasil Luncurkan Roket Amatir
- Pemprov Jabar Bakal Tebus 335.109 Ijazah Siswa Menunggak Uang Sekolah, Duitnya Rp 1,3 T
- Siapkan Tenaga Kerja Terampil Sektor Telekomunikasi, TBIG Berkolaborasi dengan SMK
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah, Astra Gelar FKSB ke-11 di Jakarta
- Kronologi Pelajar SMK Hanyut di Air Terjun Lahat
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim