Kisah Mahasiswa yang Gigih Berwirausaha, Luar Biasa

Kisah Mahasiswa yang Gigih Berwirausaha, Luar Biasa
Abdul Gani menunjukkan food truck di bengkel las miliknya di Kelurahan Karang Taliwang, Jumat (13/1). Foto: Ferial/Lombok Post/JPNN.com

Sementara untuk kayu, ia mengambil langsung dari beberapa gudang, yakni di gudang Sweta dan Gerung. Kayu yang digunakan mulai dari kayu jati, mahoni, dan lainnya.

Harga karyanya tersebut pun bervariasi. Tergantung tingkat kesulitan lukisan yang dibuat. Mulai dari yang biasa seharga Rp 2,5 juta hingga Rp 15 juta.

Sementara untuk figur hiasan kayu mulai seharga Rp 90 ribu hingga Rp 200 ribu.

Namun ia mengaku, karya dengan rustic style paling banyak diminati. Sebab menggunakan kayu bekas yang disulap menjadi baru. Bayak pelanggan yang ingin dibuatkan dengan kayu murah yang diubah menjadi bagus.

“Jadi ada costumer yang mau pake kayu murah tapi hasilnya bagus,” tandasnya.

Selain itu ia juga membuat karya dengan menggabungkan antara kayu palet dengan kayu bagus lainnya.

Seperti salah satu food truck yang tengah ia kerjakan menggunakan palet sebagai background dan kayu jati sebagai pemanis. “Jadi tergantung keinginan pelanggan,” akunya.

Tak mudah bagi Gani untuk merintis usaha ini. Sebelum memiliki bengkel las dan figur hiasan kayu, ia telah melakukan beragam usaha. Awalnya, ia merintis usaha jualan jus.

Suara bising mesin las terdengar dari sebuah bengkel kecil di tepi jalan di Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News