Kisah Mama Alegonda, Berjualan Sagu Demi 3 Anak Asuhnya
Dengan modal kecil-kecilan Mama Alegonda mengembangkan usahanya dengan menjual sagu. Dia bahkan sudah melewati beberapa kali fase bangkrut, sehingga dia harus turun cari ikan, cari sayur untuk dijual dan dijadikan modal usaha sagu kembali.
Sebenarnya Mama Alegonda ini memiliki suami pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan memiliki 7 anak yang sudah mulai bisa mencari uang sendiri. Akan tetapi itu bukan alasannya bermalas-malasan. Masih ada hal lain yang membuatnya tetap semangat di usianya yang sudah setenga abad.
Di rumahnya, Mama Alegonda memiliki tiga anak yatim piatu yang diangkat setelah orang tuanya meninggal. Karena tingginya rasa kasihan maka dengan penuh semangat Mama Alegonda mengambil dan mengasuh mereka, tanpa membedakannya dengan anak kandungnya.
Mungkin itulah yang selalu membuat semangat terus menggebu, karena ingin anak-anak yatim ini melanjutkan sekolah yang sekarang sudah duduk di bangku SD dan SMP. Dia tidak ingin mereka putus sekolah dengan alasan tidak ada biaya.
Sedikit bercerita, berjualan sagu juga memiliki banyak suka duka. Sukanya ketika musim kemarau sagu murah dan kualitasnya tinggi, sehingga orang datang berbondong-bondong membeli.
“Akan tetapi ada juga duka saat seperti sekarang ini musim hujan, sagu mahal dan kurang bagus sehingga harus memilih yang terbaik, meskipun mahal demi kenyamanan pelanggan,” katanya sedikit gunakan istilah ekonomi.
Dengan pendapatan yang tidak pernah menentu, Aama Alegonda tidak pernah mengeluh apalagi menargetkan harus mendapat banyak. Karena bagi dia yang penting ada untung sedikit yang didapatkan dari apa yang dijual itu, sudah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan juga untuk biaya anak asuhnya.
Di wajahnya tidak tampak rasa lelah maupun lesu. Yang ada hanyalah semangat yang tak henti dengan harapan, usaha jual sagunya ini bisa berkembang lebih baik lagi, untuk membantu biaya hidupnya ke depan. (**)
WANITA berusia setengah abad ini tampak bersemangat. Mama Alegonda, berjualan sagu di tengah persaingan yang begitu ketat dengan banyaknya penjual
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara