Kisah Maman si Raja Copet yang Ingin Tobat
Didampingi penyidik Briptu Febri Putra dan Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Iwan Ariyandhi didalam ruangan, Maman berkisah tentang sepak terjangnya.
Selama tahun 2007 dan 2008, ia menuntut ilmu mencopet pada seorang guru di Bukittinggi. Selama setahun, ia hanya mempelajari teknik dan teori mencopet yang benar. Setelah itu, ia langsung disuruh praktik. Dalam "praktik lapangan", Maman tentu ditemani dan diawasi oleh sang guru. Ternyata, walau teori dan teknik sudah dikuasai, praktiknya yang ketika itu pada sebuah pasar di Bukittinggi, tidak semudah yang dibayangkan. Ia gagal dan sang guru kesal, lalu marah besar.
"Guru memukul saya langsung di situ, karena saat mencopet orang-orang di sekitar memperhatikan saya," kenang Maman, sembari mengingat gurunya yang saat ini sudah meninggal dunia karena kecelakaan di Bungus, beberapa waktu lalu.
Ternyata Maman betul-betul mendapat guru yang "professional" di bidangnya. Karena selalu gagal, si guru pun menunjukkan aksi copetnya yang tidak diketahui pemilik barang dan orang sekitarnya. Tentu, ini merupakan ilmu tambahan bagi Maman. Bagi Maman, gurunya itu betul-betul hebat, tak hanya jago teori atau teknik, praktiknya pun, langsung memakan korban tanpa diketahui. Siapa nama gurunya. Maman berkilah, "Tak baik, ia sudah meninggal!"
Setelah menekuni semua ilmu dan teknik mencopet tingkat mahir, sang guru percaya melepas Maman terjung ke lapangan. Bagi Maman, jika ia mampu mengambil barang berharga atau dompet yang sedang berada dalam pelukan korban, itu ia sudah masuk ke level mahir. Dan itu ia buktikan, berhasil. Ketika ditanyakan apakah ia menggunakan ilmu hipnotis, Maman dengan tegas membantahnya. "Saya bahkan tidak menggunakan sedikit pun ilmu gaib," bantahnya. Artinya, ia meyakinkan, bahwa itu semata keterampilan mencopet.
Dengan kematangan ilmu copet yang dipelajarinya, King of the King ini mulai beraksi sendirian, tentunya Bukittinggi menjadi lokasi pertamanya untuk beraksi. Puas menjamah Bukittinggi pria bertato ini merambah provinsi tetangga yakni Riau, tepatnya di Pekanbaru.
Pekanbaru pun ternyata, sudah "lanyah" oleh aksi copet Maman ini. Kemahirannya mencopet, membuat ia lolos dari "tangkap tangan" korban atau orang, bahkan tak terendus polisi. Setelah itu, ia berpikir, ingin "buka praktik" di Padang.
Dan, di Padang satu persatu, mungkin telah ratusan orang, menjadi korban copet Maman, yang juga ternyata akhir-akhir ini punya kelompok. Puluhan, mungkin ratusan orang sebagai korban copet telah melapor ke Polresta Padang, tapi tak tahu siapa pelakunya. Saking banyaknya korban dia, ketika ditanya penyidik, Maman pun tak bisa mengingat telah berapa kali ia berhasil mencopet.
Sebagai pencopet, dia mungkin terbilang rajanya. Siapa sangka, dia menangis ketika ditanya tentang keluarga: istri dan anak tercintanya. Manusiawi
- Begini Modus Sindikat Jual Beli Bayi Lewat Facebook
- Polisi Ungkap Kasus TPPO di Palembang, Tiga Tersangka Ditangkap
- SPBU di Sleman Ini Curang, Merugikan Konsumen Rp 1,4 Miliar
- Begini Analisa Reza Indragiri Soal Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Kabagops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim yang Usut Tambang Liar, IPW Bilang Begini
- Kompolnas Sebut Polda Sumbar Harus Ungkap Fakta Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan