Kisah Maman si Raja Copet yang Ingin Tobat
Di dunia "percopetan" ini pun Maman tampaknya tak hendak bermain tunggal. Ia ingin melebarkan sayap dan kiprahnya yang mebuat orang terpekik dan menangis itu. Akhirnya, ia mengajak dua rekannya, yang saat ia tertembak, rekannya melarikan diri.
Dalam beraksi mereka pun menggunkan kode-kode dan bahasa isyarat sehingga mudah mengambil barang korbannya.
Ia pun bagai membuat semacam penetapan mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, dan oleh siapa. Ada yang bertugas sebagai tukang rem, yaitu dengan cara mendekati korbannya hingga korbannya terdesak. Kemudian ada sebagai "tukang galeh", dengan petunjuk mengalihkan perhatian calon korban serta Maman sendiri adalah eksekutor, ia mengambil barang milik korbannya.
Untuk aksi di atas angkot, beda pula triknya. Jika di angkot salah seorang rekannnya pun bertingkah kasakkusuk dan sering menaruh tangan dikaca jendela, hal itu tentunya membuat korban risih.sedangkan rekan satunya juga ikut mengalihkan perhatian dan Maman sendiri bertugas mengeksekusi. Hebatnya walaupun dalam keadaan seperti itu, korban sama sekali tidak merasakan kalau dompet yang berada di dalam tas sudah digerayangi.
Ilmu copet tingkat mahir yang dia miliki dari gurunya itu, pun sudah ia ajarkan pula ke salah seorang di antara dua rekannya yang kini dalam pencarian polisi.
Dengan mata yang masih lembab, laki-laki kurus ini ingin uang halal untuk menghidupi keluarganya kelak. Selama ini, ia memenuhi kebutuhan keluarganya, ya dengan hasil mencopet itu, dibantu uang hasil berjualan kecil-kecilan istrinya. Ia ingin bekerja tanpa merugikan orang lain, tidak melakukan tindak kejahatan lagi. Profesi tukang parkir, selepas penjara, baru itu yang terbayang oleh laki-laki asal Kayu Gadang ini. Ia mulai menyadari, kejahatan akan berakhir buruk seberapa pun hebatnya.
Mengingat dua rekannya yang lari, ada kekecewaan membayang di raut muka Maman. Ia berpikir, ketika ia dirawat di rumah sakit, dan dipenjara, dan ia siap menanggung kesalahan ini sendiri. Tapi dengan catatan dua rekannya tetap setia padanya, setidaknya menyempatkan diri melihat anak dan istrinya selama ia mendekam di balik jeruji besi. Padahal, dalam pembagian hasil, ia selalu adil; bagi rata. Akhirnya ia pun memberitahu nama kedua rekannya tersebut kepada penyidik.
Kapolresta Padang AKBP Wisnu Andayana menyebutkan, sampai saat ini kasus Maman masih berada ditingkat penyidik Polresta Padang. Dua rekannya yang sudah dikantongi namanya dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polresta Padang terus diburu.
Sebagai pencopet, dia mungkin terbilang rajanya. Siapa sangka, dia menangis ketika ditanya tentang keluarga: istri dan anak tercintanya. Manusiawi
- Begini Modus Sindikat Jual Beli Bayi Lewat Facebook
- Polisi Ungkap Kasus TPPO di Palembang, Tiga Tersangka Ditangkap
- SPBU di Sleman Ini Curang, Merugikan Konsumen Rp 1,4 Miliar
- Begini Analisa Reza Indragiri Soal Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Kabagops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim yang Usut Tambang Liar, IPW Bilang Begini
- Kompolnas Sebut Polda Sumbar Harus Ungkap Fakta Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan