Kisah Manis Petani Transmigran, Sekali Panen Rp 100 Juta

Mulai menanam cabe, tomat, bawang, ketimun. Hasil panen itu kemudian dijual di pasar Tobelo.
”Sekali panen kami bisa dapat Rp 10 juta. Ini sudah dipotong biaya transportasi yang agak mahal karena jalan rusak,” katanya.
Karena hasil panen tidak maksimal, mereka kemudian membentuk kelompok tani.
Namanya kelompok tani Mega Makmur, Desa Sukamaju. Dia menjadi Sekertaris Kelompok. Gayung pun bersambut.
Awal tahun 2015, tepatnya sekitar bulan Mei, Bank Indonesia Perwakilan Maluku Utara datang ke lokasi pertanian mereka.
Kelompok mereka langsung mendapat bimbingan dari BI. Selain bimbingan mereka juga mendapatkan peralatan bantuan untuk meningkatkan hasil pertanian serta bantuan mobil operasional dari Bank BI untuk tujuannya menjual hasil panen mereka.
Berkat bantuan itu, mereka berhasil memangkas ongkos transportasi.
Hasilnya, sejak saat itu, hasil panen cabe mereka meningkat hingga 10 kali lipat.
SUPRAYITNO warga asli Jawa Timur, merantau ke Maluku Utara. Kini dia bertani di daerah transmigran, Desa Sukamaju, Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu