Kisah Mantan Guru Berpuasa di Balik Jeruji Besi (1)
Nama petugas itu, Purnatha. Ia meminta koran ini menemui Kasi Binadik. Muhammad Saleh, namanya.
Di dalam, koran ini ditanya lagi keperluannya untuk kesekian kalinya. Barulah, Saleh, berjalan cepat menuju samping Musala.
Di sana ada beberapa orang masih asyik ngobrol usai salat Dzuhur. Dari jauh nampak, beberapa orang menolak ajakan Saleh. Mereka sepertinya enggan di wawancara.
Tapi akhirnya, ada juga yang bersedia. Pria itu sangat siap. Bahkan, tak ada keraguan di wajahnya. Saat Lombok Post memperkenalkan maksud dan tujuannya.
“Oh mari,” katanya mantap.
Nama pria itu, Sahwan. Warga asli Lombok Tengah. Ia menekam di dalam “jeruji besi”, karena diduga tersangkut masalah tindak pidana Korupsi.
Sebelum akhirnya berada di balik Lapas, ia mengaku awalnya seorang guru.
“Saya guru di Jonggat,” jawabnya.
Puasa adalah bulan penuh rahmat. Ampunan bagi semua umat manusia yang bersedia memperbaiki diri. Tak terkecuali, bagi para penghuni ‘ruang
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala