Kisah Mantan Guru Berpuasa di Balik Jeruji Besi (1)

Nama petugas itu, Purnatha. Ia meminta koran ini menemui Kasi Binadik. Muhammad Saleh, namanya.
Di dalam, koran ini ditanya lagi keperluannya untuk kesekian kalinya. Barulah, Saleh, berjalan cepat menuju samping Musala.
Di sana ada beberapa orang masih asyik ngobrol usai salat Dzuhur. Dari jauh nampak, beberapa orang menolak ajakan Saleh. Mereka sepertinya enggan di wawancara.
Tapi akhirnya, ada juga yang bersedia. Pria itu sangat siap. Bahkan, tak ada keraguan di wajahnya. Saat Lombok Post memperkenalkan maksud dan tujuannya.
“Oh mari,” katanya mantap.
Nama pria itu, Sahwan. Warga asli Lombok Tengah. Ia menekam di dalam “jeruji besi”, karena diduga tersangkut masalah tindak pidana Korupsi.
Sebelum akhirnya berada di balik Lapas, ia mengaku awalnya seorang guru.
“Saya guru di Jonggat,” jawabnya.
Puasa adalah bulan penuh rahmat. Ampunan bagi semua umat manusia yang bersedia memperbaiki diri. Tak terkecuali, bagi para penghuni ‘ruang
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif