Kisah Mantan Pecandu Narkoba, Sempat jadi Preman, Hendak Bunuh Pacar

Kisah Mantan Pecandu Narkoba, Sempat jadi Preman, Hendak Bunuh Pacar
Aldi Novrudi di ruang konseling rehabilitasi UPT BNN Lido, Bogor. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

Akibatnya, Aldi makin terjerumus ke lembah narkoba. Bukan hanya nipam, sejumlah jenis narkoba mulai dicoba. Dia juga mengonsumsi miras (minuman keras) dan pil.

Menurut Aldi, saat itu efek narkoba masih begitu belum terasa. Baru ketika dia memasuki SMA, dampak buruk narkoba mulai dirasakan. Dia jadi malas sekolah. Padahal, saat SMP Aldi mengaku masih aktif di ekstrakurikuler dan selalu masuk sepuluh besar. ’’Saat SMA lagi ngetren putau, saya juga mulai coba-coba,’’ ungkapnya. Ketergantungan pada narkoba akhirnya membuat Aldi dikeluarkan dari sekolah. Sebab, dia jarang masuk sekolah.

’’Sebenarnya ibu berusaha membawa saya berobat. Saya sempat dibawa ke rumah sakit hingga ke paranormal untuk menyembuhkan,’’ ujar pria kelahiran Jakarta, 12 November 1980, itu.

Namun, upaya tersebut tak membawa hasil karena lingkungan di sekitar rumah Aldi tak mendukung. Ibunya juga lemah dalam pengawasan karena harus bekerja.

Pada usia 18 tahun, Aldi memutuskan untuk keluar rumah. ’’Saya agak diusir oleh ibu. Sebab, saya jadi influence bagi anak-anak kecil di lingkungan tempat tinggal saya,’’ ujarnya.

Aldi akhirnya tinggal di jalanan. Sejumlah pekerjaan dilakoni. Mulai jadi tukang parkir, penarik retribusi bus, sampai sesekali memalak orang. Empat tahun dia menjalani kehidupan jalanan. Aksi premanisme yang dilakoni Aldi juga sempat mengantarkannya ke bui. Beberapa kali dia ditangkap polisi, mulai Polsek Taman Puring, Blok M, sampai Setiabudi. Ayah dua anak itu sempat diproses dan ditahan di Lapas Cipinang selama empat bulan.

Di dalam tahanan, bukannya jera, Aldi malah semakin menjadi-jadi. Dia mengaku sering menggunakan narkoba di tahanan. ’’Terakhir, setelah saya keluar dari lapas, saya merasakan kondisi fisik makin turun,’’ kisahnya.

Untung, dia mendapatkan informasi pengobatan dari seorang teman. Saat itu Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) memiliki program penjangkauan ke para pengguna narkoba di jalanan.

”PAGI, Bro Aldi,” sapa seorang pria dari dalam gedung di kompleks UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN (Badan Narkotika Nasional) di Lido,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News