Kisah Memilukan Mahasiswa Asing Dieksploitasi di Australia
Fair Work mengatakan perlu waktu berbulan-bulan untuk menentukan cakupan sistem penggajian tarif penalti, termasuk harus melakukan kunjungan lapangan dan wawancara.
"Dalam situasi COVID saat ini, kami tidak dapat melakukan kunjungan lapangan atau wawancara. Juga perusahaan itu sudah ditutup dan mungkin tidak dibuka kembali di masa depan," demikian penggalan isi surat dari Fair Work.
Mantan majikan Jin yang dihubungi Program 7.30 secara terpisah mengaku telah membayar stafnya sesuai dengan ketentuan hukum.
Dana Pensiun Tak Dibayarkan
Bentuk eksploitasi lainnya terhadap mahasiswa asing di Australia yaitu, dana pensiun yang tidak dibayarkan oleh para majikan.
Hal ini terungkap dalam laporan SBS News, mengenai seorang mahasiswa asal Kolombia bernama Andres Puerto yang kuliah S2 di bidang sistem informasi bisnis.
Ia bekerja di sebuah kafe dan toko buku dan sebagaimana pemegang visa sementara lainnya, dia berhak menarik dana pensiunnya lebih awal.
Kepada SBS, Andres mengaku telah kehilangan pekerjaan dan berencana menarik dana pensiunnya.
Ia baru sadar tidak memiliki dana pensiun sama sekali setelah mendapat pemberitahuan dari kantor pajak Australia (ATO).
Mahasiswa asing di Australia tetap menjadi sasaran eksploitasi dengan dibayar murah dan dilecehkan secara seksual
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Luo Yuan Yuan jadi Mahasiswa Asing Pertama Raih Doktor di Untar dengan IPK Sempurna
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan