Kisah Memilukan Pengguna Tinder: Diperkosa Tiga Kali di Suatu Pagi
Aplikasi kencan Tinder telah mengubah cara orang mencari pacar saat ini. Platform ini termasuk salah satu aplikasi dengan penghasilan tertinggi di dunia. Tahun lalu mereka mencatatkan penghasilan sekitar $2 miliar.
Di tengah isolasi dan pembatasan COVID-19, pengguna Tinder berbayar telah meningkat hampir 20 persen hingga bulan Juni.
Namun laporan investigasi program ABC, Four Corners dan triple j Hack, mengungkap bagaimana Tinder menjadikan para predator seksual semakin berkembang.
Dari 400-an orang yang menjawab seruan terbuka Hack's mengenai keamanan aplikasi kencan, mayoritas mengaku pernah mengalami serangan atau pelecehan seksual.
231 orang di antaranya merupakan pengguna aplikasi Tinder.
Dari 48 orang pengguna Tinder yang melaporkan adanya pelangaran seksual, hanya 11 orang yang menerima tanggapan dari pengelola aplikasi ini.
Umumnya mereka yang mendapatkan tanggapan dari Tinder menyebut bentuk tanggapan tersebut hanyalah berupa pesan-pesan umum tanpa penjelasan, apakah ada tindakan terhadap pelaku.
Salah seorang penguna Tinder bernama Emily, yang seperti jutaan pengguna lainnya di Australia, ingin mencari teman baru di sini.
Laporan investigasi program ABC, Four Corners dan triple j Hack, mengungkap bagaimana Tinder menjadikan para predator seksual semakin berkembang
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat