Kisah Memilukan Pengguna Tinder: Diperkosa Tiga Kali di Suatu Pagi

Salah satu korbannya, Lauren (bukan nama sebenarnya), mengatakan saat Glenn dalam statu bebas bersyarat, ternyata dia terus menggoda wanita di Tinder dengan menggunakan profil berbeda-beda.
"Menakutkan sekali. Pria ini melakukan kekerasan seksual terhadap kami, dia tahu betul bahwa kami bagian dari kasusnya," katanya.
"Kami melacaknya. Rupanya dia telah memperbarui profil dengan mengubah nama, menggunakan foto yang sama, mengubah hobi dan statusnya, mengubah apa disukai dan tak disukainya."
Kebijakan Keamanan dari perusahaan induk Tinder, Match Group, menyebutkan perusahaan ini bangga karena kerja samanya dengan penegak hukum, dan "siap membantu penyelidikan apa pun".
Namun Asisten Komisaris Kepolisian negara bagian New South Wales Stuart Smith menjelaskan perusahaan aplikasi kencan daring seringkali tak memberikan informasi yang diperlukan dalam penyelidikan pelecehan seksual.
"Ada alamat surat elektronik untuk menghubungi mereka, namun selalu ada kesulitan dengan proses itu," katanya.
"Kami selalu berharap agar kerja sama dengan perusahaan aplikasi kencan ditingkatkan, dan jika tidak dapat bekerja sama, maka kami akan mencari cara legislatif."
Match Group menolak permintaan untuk wawancara, namun memberikan sebuah pernyataan:
Laporan investigasi program ABC, Four Corners dan triple j Hack, mengungkap bagaimana Tinder menjadikan para predator seksual semakin berkembang
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Zenal Abidin Kecam Ulah Paman Perkosa 2 Keponakan di Bogor
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Polda Jabar: Tes Psikologi Dokter Priguna Tak Akan Meringankan Hukuman
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia