Kisah Memilukan Pengguna Tinder: Diperkosa Tiga Kali di Suatu Pagi

"Saya menerima jawaban otomatis, 'Terima kasih telah mengirimkan laporan'."
"Tak ada lagi jawaban selanjutnya."
"Rasanya buang-buang waktu saja. Rasanya, untuk apa repot-repot, toh tak akan tak akan membuahkan hasil," tutur Emily.
Pengalaman seperti yang dialami Emily ini banyak disampaikan ke program Hack's ABC.
Dari investigasi yang dilakukan, diketahui bahwa Tinder tak menindaklanjuti laporan para korban yang mengalami pelecehan.
Rosalie Gillett dari Queensland University of Technology yang meneliti tentang keamanan Tinder mengatakan tidak adanya tindaklanjut merupakan masalah utama bagi aplikasi ini.
"Seakan-akan laporan para wanita ini hanya mengada-ada, laporannya tak ukup serius untuk disampaikan," jelasnya.
"Ini sangat berbahaya, karena mengesankan bahwa serangan dan pelecehan seksual itu tak apa-apa, dan mereka yang terlibat tidak perlu mengubah apa pun di platform itu."
Laporan investigasi program ABC, Four Corners dan triple j Hack, mengungkap bagaimana Tinder menjadikan para predator seksual semakin berkembang
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara
- 'Selama Ini Ternyata Saya Dibohongi': Kerugian Konsumen dalam Dugaan Korupsi BBM
- Keberadaan Seorang Warga Indonesia di Tasmania Sempat Dikhawatirkan
- Dunia Hari Ini: Angin Kencang Mulai Menghantam Pesisir Timur Australia