Kisah Menarik Para Food Photographer
jpnn.com - MEMOTRET makanan tidak semudah yang dibayangkan. Jika ada yang berpikir tinggal jepret, anggapan itu salah. Menurut William Prasetya Hondokusumo, menangkap gambar makanan harus menggunakan hati. Pria kelahiran 15 September 1978 itu mengatakan, untuk bisa membuat makanan terlihat enak, dirinya sering menata ulang. Bahkan, membuat sajian kreasi mendekati gambar yang diinginkan. Misalnya, memotret es krim. Proses yang lama membuat es krim itu mudah meleleh. Biasanya William menyediakan adonan es krim yang tidak mudah leleh. ’’Yang penting, hasil gambarnya terlihat enak,’’ ujarnya.
William bercerita, dirinya menjadi food photographer karena tidak suka dengan makanan yang amburadul. Dia merasa gaya mawut tidak menginterpretasikan rasa yang enak. ’’Gayanya terlalu kuno, tidak bikin ngiler,’’ ujar lulusan Universitas New South Wales di Sydney, Australia, tersebut.
Dari situ, dia mulai belajar memotret dan mencari referensi fotografer luar negeri. Menurut dia, standar boleh tinggi. Tetapi, sebagai fotografer, dirinya harus memiliki karakter masing-masing. ’’Kalau saya, gayanya pada produk sebagai hero. Ada detail dari pelengkap pembantu dan suasana,’’ tutur pria yang pernah menggarap beberapa foto di food court Galaxy Mall tersebut.
Selama menekuni dunianya, William merasa bahwa makanan khas Indonesia paling susah difoto dengan angle yang baik. Sajian Nusantara mempunyai banyak bumbu dan tekstur. Bagian yang susah adalah menangkap semua kekayaan kuliner agar terasa pas. ’’Perlu feel yang cocok. Kalau terlalu banyak, akan terasa too much dan makanan itu tidak menggoda selera,’’ jelas pria yang mengambil jurusan bisnis ketika duduk di bangku kuliah itu.
Berprofesi sebagai pemotret makanan, William sering menjadi orang pertama yang mencicipi menu terbaru kafe atau resto. Karena itu, dia mengenal rasa asli. Bagi dia, hal tersebut merupakan kelebihan yang tidak bisa dimiliki banyak orang.
Dia percaya bahwa profesinya akan menjadi pekerjaan yang menjanjikan. Ketika kafe menjamur, permintaan terhadap food photographer otomatis meningkat. Dia menyatakan, hal itu menjadi industri tersendiri. ’’Yang perlu dilihat adalah cara meyakinkan klien agar percaya pada industri ini,’’ ucap pria yang karyanya bisa dilihat di Instagram, @enog_foodphotography, tersebut.
Laurensia Anggreani merupakan salah seorang fotografer yang mulai mencoba memotret makanan. Biasanya dia memotret model. Menurut dia, makanan mempunyai warna tersendiri. Tidak sama dengan objek mati biasanya. ’’Kalau motret, biasanya lama. Sampai makannya tidak panas dan rasanya jadi aneh,’’ ujarnya.
Susilo Wicaksono, 28, juga sedang menekuni profesi food photographer. Sebab, dia mempunyai hobi makan. Namun, lama-kelamaan sajian itu terasa eman untuk dimakan dan menjadi asyik untuk difoto. ’’Yang penting, mood harus stabil. Harus bisa membuat makanan ini terlihat enak sehingga orang kepengin. Istilahnya dari mata turun ke perut,’’ ujarnya.
MEMOTRET makanan tidak semudah yang dibayangkan. Jika ada yang berpikir tinggal jepret, anggapan itu salah. Menurut William Prasetya Hondokusumo,
- Fadil Jaidi Ungkap Keuntungan Festival Kuliner Bagi UMKM dan Pencinta Makanan
- Program Share to Care Dupoin Hadirkan Senyum Anak Yatim di Jakarta
- Brawijaya Hospital Saharjo Hadirkan Layanan Lengkap Penanganan Cedera dan Gangguan Tulang
- Electricity Connect 2024: Harapan Generasi Muda untuk Kemajuan Kendaraan Listrik Indonesia
- CEDEA Luncurkan Dua Produk Baru Dibuat oleh Chef Korea, Lezat Banget
- Ketiak Hitam Bakalan Ambyar dengan 5 Bahan Alami Ini